Kehadiran Ikan Asing di Danau Sentani, Berkat atau bencana

Artikel Berita Budaya Daerah Ekonomi dan Keuangan Kependudukan Kesehatan Lingkungan Hidup Pariwisata Pemerintahan dan Aparatur Penanggulangan Bencana Pendidikan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Perhubungan Perumahan dan Permukiman Sosial dan Ketenagakerjaan

 

Sentani, Jpr – Menurut JUCN (Internasional Union for the  Conservation of Nature and Natural Resources) 2003 Red Lis of Threatened Species, terdapat 57 spesies  ikan air tawar Indonesia yang terancam punah bila tidak dilakukan upaya-upaya konservasi. Terdapat 4 jenis Ikan asli/endemik Danau Sentani yang termasuk dalam daftar terancam punah tersebut, yaitu : 1.  Ikan Pelangi Sentani (Chilatherina sentaniesis), 2. Hiu Gergaji (Pristis microdon) berstatus Kritis (Critically Endangered) yaitu menghadapi resiko kepunahan dalam waktu dekat. Kenyataannya, Hiu Gergaji sudah tidak terlihat lagi 3. Ikan Pelangi Merah (Glossolepis incises) dan 4. Ikan Goby (Glossogobius matanensis) berstatus Rentan (Vunerable) yaitu menghadapi resiko kepunahan pada waktu yang akan datang.

Salah satu faktor penyebabnya adalah introduksi ikan asing invasive, kemungkinan faktor lainnya yaitu: terjadinya perubahan/lenyapnya habitat, eksploitasi yang berlebihan, pencemaran, persaingan penggunaan air dan pemanasan global. Hasil penelitian dan analisa menunjukkan bahwa 77% introduksi Ikan asing ke perairan umum dapat mengakibatkan penurunan populasi Ikan asli.

Danau Sentani tergolong perairan umum dan merupakan danau terbesar di Provinsi Papua dengan luas sekitar 9.360 ha, berkedalaman rata-rata 52 meter, secara goografis terletak pada 2033’-2041’LS, 140023’-140038’BT, terdapat sekitar 20 pulau-pulau kecil yang menghiasi perairan danau. Suplai air danau berasal dari empat belas anak sungai dan hanya ada satu saluran keluar yaitu melalui sungai Djaifuri terletak di daerah Puay yang bermuara ke Laut Pasifik.

Sumberdaya ikan air tawar yang terdapat di dalam Danau Sentani cukup beragam. Namun menurut data hasil penelitian, jumlah jenis ikan yang tertangkap dan teridentifikasi menunjukkan trend penurunan di beberapa Tahun hingga Tahun terdekat saat ini. Menurut Allen (1991), Renyaan (1993), Allen Pers.Com terdapat 35 jenis Ikan di Danau Sentani yang terdiri dari Ikan endemik 3 jenis, Ikan asli 7, Ikan anadromes 8 jenis dan Ikan introduksi 17 jenis. Menurut Studi dandetail desain pengembangan Danau Sentani (2002) terdapat 29 jenis Ikan Danau Sentani. Sedangkan menurut Umar dan Makmur (2006) terdapat 16 Jenis Ikan Danau Sentani yang terdiri dari ikan asli 9 jenis dan ikan introduksi 7 jenis. Pada tahun 2014, menurit Nasution dan Haryani terdapat 11 jenis Ikan di Danau Sentani yang terdiri dari Ikan asli 8 jenis dan ikan introduksi 3 jenis. Data terbaru hingga saat ini di Tahun 2016 belum kami dapatkan, mungkin dapat diinformasikan oleh pemerintah, perguruaan tinggi atau lembaga lainnya yang berkompeten. Namun, dapat kita lihat bersama di pasar-pasar atau beberapa tempat penjualan tradisional masyarakat setempat di Sentani, pasar lama dan baru, di depan expo Waena, dan tempat-tempat lainnya, ikan hasil tangkapan yang dujual dari Danau Sentani didominasi oleh ikan Setan Merah (Red Devil)/Lohan, selanjutnya ikan Nila, Mujair, Bawal dan Gabus Toraja, Ikan Gabus Sentani, Gete-gete, Gobi dan ikan asli/endemic lainnya jumlahnya sangat sedikit dan kadang-kadang tidak ditemuklan bersama ikan jualan lainnya seperti tersebut di atas.

Ikan Asing Invasif merupakan ikan non asli yang dimasukkan (introduksi) secara sengaja atau tidak segaja kedalam suatu lingkungan perairan tertentu yang dapat merusak atau berpotensi merusak atau membahayakan habitat asli yang dimasukinya secara ekologi, ekonomi dan sosial. Sedangkan ikan asli adalah ikan yang telah menjadi bagian dari suatu ekosistem secara alami dan berkembang di suatu habitat perairan tertentu saja.

Ciri-ciri Ikan asing invasive yaitu : Bersifat sebagai competitor, bersifat predator, kemampuan reproduksi cepat dan tinggi, kemampuan adaptasi tinggi terhadap berbagai kondisi lingkungan, dapat membawa penyakit berbahaya, pemakan segala, pertumbuhan cepat, kematangan seksual cepat, maupun berhibridasi dan menurunkan sifat genetiknya, berdampak negatif pada kesehatan manusia.

Masuknya ikan-ikan asing invasive ke suatu perairan umum dapat melalui berbagai cara, beberapa jenis berkembang dan menyebar secara alamiah dan dapat dipercepat oleh kegiatan manusia. Cara lainnya adalah : Jenis Ikan ditebar secara sengaja dengan tujuan tertentu, terlepas dari tempat/wadah budidaya, jenis ikan akuarium yang sengaja dilepas pemiliknya ke perairan umum misalnya karena sudah tidak berharga lagi, jenis ikan yang terbawa oleh jenis lainnya sebagai inang dan lepas ke perairan, kegiatan penelitian, misalnya pertukaran materi`genetik ikan, kemudian dapat juga akibat bencana alam dan lain-lain.

Contoh Ikan yang berpotensi sebagai spesies asing invasive menurut Pusat Karantina Ikan 2014 yaitu antara lain : Ikan buaya (Atractosteus spatula, Lepisosteus ocellatus, L. ossues), Piranha merah (pygopristis denticulata) dan piranha jenis lainnya, Bawal air tawar (Colossoma macropomum), Belut listrik (Electrophorus electricus), Goby sirip kuning (Acanthogobius flavimanus), Mas koki (Carassius auratus), Louhan (Cichlasoma spp), Lele (Clarias batracus), Grass carp (Cteno pharyngodon idella), Mas (Cyprinus carpio), Belut (Monopterus albus), Nila (Oreochromis spp), Guppy (Poecilia reticulate), Oscar (Astronotus ocellatus), Red Devil (Amphilophus spp), Mujair (Oreochromis mosambicus), Sapu-sapu (Hyposarcus pardalis), Toman (Channa micropeltes), Arapaima (Arapaima gigas) dan lain-lain. Beberapa jenis ikan di atas telah ada di Danau Sentani sebagaimana terlihat pada hasil tangkapan yang dijual masyarakat setempat.

Sedangkan pengaruhnya terhadap Ikan asli yaitu : 1. Pemangsaan, jika ikan introduksi bersifat predator dapat langsung menurunkan populasi Ikan asli/endemik yang menjadi mangsanya. Lalu akan meningkatkan pertumbuhan dan populasi gulma akuatik jika yang dimangsa adalah Ikan yang bersifat herbivore (pemakan tumbuhan) sebagai biota pengendalian gulma akuatik tersebut. 2. Kerusakan habitat, jika Ikan introduksi misalnya memiliki sifat mengaduk-aduk substrat dasar maka akan merusak habitat Ikan asli/endemik, atau rusaknya tumbuhan air yang merupakan habitat Ikan asli/endemik. Atau merusak tempat penempelan telur-telur Ikan asli/endemik yang telah dibuahi sehingga dapat menghambat proses reproduksi. 3. Penyebaran vector pembawa penyakit. Contoh yang telah terjadi hampir di seluruh Indonesia, Penyakit bintik putih (Ichthyopthirius multifilis) yang dibawa oleh Ikan Guppy (Tahun 1932) menjadi endemik dan tidak dapat dibersikan hingga saat ini, Penyakit yang dibawa oleh Ikan Mas (Tahun 1951,1970, 1978, 1979) yaitu Thellohanellus koi, Myxosomo sp, Aphanomyces masih sering ditemukan pada kolam budidaya masyarakat. Penyakit Koi Herpesvirus (KHV) yang di bawa oleh Ikan Koi dan Mas (Tahun 2002) tidak dapat dieradikasi dan masih menjadi penyebab utama kegagalan usaha budidaya. Mudah-mudahan ikan Danau Sentani belum ada yang terserang penyakit tersebut. 4. Persaingan makanan, nutrisi, cahaya, habitat memilih atau sumberdaya vital lainnya, yang dimenangkan oleh Ikan introduksi dapat menyebabkan penurunannya populasi Ikan asli/endemik. 5. Penurunan kualitas materi genetic melalui hibridasi, menurut penelitian, Ikan introduksi mampu melakukan perkawinan silang (interbreeding) baik dengan Ikan asli maupun dengan Ikan introduksi yang lain. Hibridissasi antara Ikan asing dengan ikan asli mempunyai resiko genetic dan berpotensi terjadi introgression  yaitu introduksi suatu gen dari satu gen pool ke gen pool yang lain. Dampaknya antara lain dapat berupa lenyapnya bentuk-bentuk yang asli (menurunnya keanekaragaman), menghasilkan stok yang kurang fit karena lenyapnya gen-gen yang mampu beradaptasi dan berubahnya perilaku. Pengaruh-pengaruh tersebut di atas apakah telah terjadi untuk ikan asli/endemik di Danau Sentani?

Introduksi Ikan asing ke suatu perairan umum memang tidak selamanya merugikan Ikan asli endemik, namun pada beberapa kasus yang telah terjadi ternyata menimbulkan ancaman serius terhadap kelestarian Ikan asli/endemik, dan dampaknya lebih sering bersifat merugikan. Apalagi hal tersebut baru disadari ketika telah terjadi penurunan populasi ikan asli/endemik itu sendiri yang prosesnya mungkin telah berjalan cukup lama dalam hitungan tahun. Di Danau Sentani, nampaknya itu telah terjadi terhadap ikan Pelangi Sentani, Pelangi Merah, Goby, Gabus Sentani dan mungkin juga terhadap ikan asli/endemik lainnya namun belum terdata. Populasinya terdesak oleh ikan asing, antara lain Mujair, Tawes, Gurame, Nila, Mas, Gabus Toraja, Red Devil/Lohan, Tambakan, Bawal, Sepat siam, Koan dan Lele, yang telah diintroduksi sejak lama. Keinvasifan ikan-ikan introduksi tersebut perlu dipastikan dengan sebuah riset yang mendalam, apalagi saat ini populasi Ikan asli/endemiknya semakin menurun, dan nampaknya ikan-ikan introduksi semakin akrab dengan kondisi perairan Danau Senatani. Di sisi lain, usaha budidaya keramba ikan-ikan introduksi nampaknya saat ini semakin berkembang dan tak dapat dipungkiri juga, bahwa hal tersebut dapat meningkatkan produksi ikan air tawar daerah setempat yang berguna meningkatkan pendapatan para pelaku usaha, memenuhi kebutuhan gizi masyarakat, menambah pendapatan daerah setempat, dan pada akhirnya akan mempengaruhi tingkat ketahanan pangan dan kesejahteraan masyarakat setempat.

Upaya pencegahan dan pengendalian secara komprehensif terhadap ikan asing invasive belum terlihat secara nyata, baik itu oleh pemerintah, perguruan tinggi, lembaga-lembaga swasta, swadaya masyarakat atau masyarakat itu sendiri. Perlu dilakukan sosialisasi terus menerus oleh pemerintah atau lembaga lainnya yang kompeten. Namun, patut disayangkan bahwa introduksi ikan asing yang telah dilakukan oleh pemerintah atau lembaga swasta lainnya sepertinya belum dilakukan kajian teknis awal dan terkesan hanya untuk memenuhi realisasi sebuah program proyek berkala, ketimbang memperhatikan kelestarian keanekaragaman ikan asli/endemik dimasa dimasa mendatang.

Beberapa contoh yang telah terjadi dibeberapa perairan umum dan dapat dijadikan pelajaran untuk lebih berhati-hati dalam mengintroduksi ikan asing ke dalam perairan Danau Sentani, yaitu: 1. Populasi ikan Sapu-sapu (Hypostosmu sp) mendominasi di Sungai Ciliwung, Sungai Cisidane dan di situ-situ di wilayah Jabotabek yang semula adalah sebagai biota pembersih kaca akuarium. 2. Inntroduklsi Ikan Mujair (Oreochromis mosambicus) 1951 mengakibatkan punahnya Ikan Moncong Bebek (Adrianichthys kruyti) dan (Xenopoccilus poptae) di Danau Poso serta Ikan X. Sarasinorum di Danau Lindu. 3. Ikan setan merah (red devil) yang masuk secara tidak sengaja bersama aneka jenis ikan di waduk Sermon, Yokyakarta memangsa ikan lainnya. Setelah 10 sejak ikan itu masuk ke waduk, hasil tangkapan semakin menurun dan sekitar 75% dari hasil tangkapan adalah ikan red devil. 4. Populasi ikan Mujair di Waduk Cirata, Jawa Barat berkurang, populasi ikan lautan meningkat. 5. Ikan Wader dan ikan Betik yang duluhnya berlimpah di waduk Sempor, Jawa Tengah digantikan oleh ikan Oscar%Louhan. 6. Ikan-ikan asli perairan Bangka seperti Belida, Tapah, sekarang populasinya tergusur oleh ikan Toman yang dahulu diintroduksi sebagai upaya reklamasi bekas galian tambang. 7. Populasi Ikan Depik (Rasbora tawarensis) pada tahun 70-80 an merupaka spesies yang dominandi Danau Laut Tawar Aceh mulai terdesak dengan dominasi ikan Nila (Oreochromis niloticus) yang dimasukkan. 8. D Danau Ayamaru, Papua, Ikan endemik Pelangi (Melanotaenia ayamaruensi) populasinya menurun terdesak oleh ikan Mas (Cyprinus carpio) yang dimasukkan. 9. Di Danau Sentani sendiri, masuknya ikan Gabus Toraja (Chana striata) dan Ikan Red Devil (Amphilophus labiatus) menimbulkan dampak negatif terhadap populasi ikan asli/endemik Danau Sentani lainnya.

Penurunan populasi Ikan asli/endemik di suatu perairan seperti kasus-kasus di atas merupakan proses awal menuju kepunahan ikan tersebut, merupakan keanekaragaman hayati, dan membentuk komunitas Ikan yang homogeny, di dominasi oleh ikan ikan asing. Oleh sebab itu introduksi Ikan asing harus dilakukan secara hati-hati, pastikan tidak berdampak negatif terhadap Ikan asli/endemik dan tidak merusak ekosistem akuatik perairan tersebut, dengan terlebih dahulu melakukan kajian biologi Ikan introduksi terhadap keseimbangan rantai makanan ekosistem tujuan/baru. Salah satu kegiatan introduksi Ikan yang aman yaitu melakukan penebaran ulang mengembalikan stok (restoking) Ikan asli/endemik di perairan yang merupakan habitatnya sendiri.

Akhirnya, Jadilah ikan asli/endemik Danau Sentani tetap lestari dan ikan asing yang diintroduksi dapat meningkatkan keaneka ragaman hayati seluruh biota di perairan tersebut tetapi perlu ada perhatian penuh terhadap Ikan asli/endemik Danau Sentani sehingga kelestariannya tetap terjaga dimasa yang akan datang.

[envira-gallery id="4233"]

Tinggalkan Balasan