Program Ketahanan Pangan, Kebun Kampung Ifale Mulai Digarap

Berita Daerah Kesehatan Ketahanan Pangan Layanan Pertanian

Adolf Yoku dan kelompok tani binaan Pemerintah Daerah Kabupaten Jayapura saat mengolah lahan pertanian untuk program ketahanan pangan di Hawai.
Adolf Yoku dan kelompok tani binaan Pemerintah Daerah Kabupaten Jayapura saat mengolah lahan pertanian untuk program ketahanan pangan di Hawai.

SENTANI, jpr – Koordinator alat mesin pertanian Pemda Jayapura yang juga mantan Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Jayapura, Adolf Yoku, mengatakan saat ini pihaknya sementara melaksanakan pengolahan lahan milik kelompok tani Kampung Ifale untuk program ketahanan pangan dan pemberdayaan ekonomi masyarakat selama pandemi Covid-19 ini.

“Untuk tanamannya nanti kita menggunakan metode tanam tumpang sari,” kata Adolf Yoku, Senin (1/6).

Dia menjelaskan program tanam tumpang sari ini artinya, dalam satu lahan akan ditanami berbagai jenis tanaman pangan hortikultura. Sehingga para petani atau kelompok tani yang menggarap lahan itu juga bisa mendapatkan dampak secara ekonomi dalam hal pemberdayaannya.

“Jadi tumpang sari ini ada berbagai jenis tanaman yang akan kita tanam ada untuk program ketahanan pangan nya dan juga ada untuk program pemberdayaan ekonomi nya,” ujarnya.

Sehingga lanjut dia, untuk program ketahanan pangan akan ditanami berbagai jenis umbi-umbian lokal, pisang. Program pemberdayaan ekonominya akan ditanami daun bawang, tomat, buah-buahan dan beberapa jenis tanaman pangan lainnya.

“Pada intinya sesuai dengan arahan Bapak Bupati Jayapura, melalui program ketahanan pangan ini khusus untuk ketersediaan makanannya bisa terpenuhi namun di satu sisi mereka juga bisa menjual hasil kebunnya sehingga ada pemberdayaan ekonomi mereka di situ,” bebernya.

Menurutnya, lahan kebun milik Pemerintah Kampung Ifale ini dibiayai dengan menggunakan dana 100 juta rupiah yang sudah disalurkan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Jayapura, beberapa waktu lalu. Sesuai dengan petunjuk dan teknisnya, kebun tersebut digarap oleh 10 kelompok yang sudah dibentuk oleh Pemerintah Kampung.

“Karena kebun ini menggunakan sistem tanam tumpang sari hingga panen dan juga dilakukan secara bertahap sesuai dengan usia panen dari masing-masing komoditi yang ditanam,” jelasnya menambahkan.

Tinggalkan Balasan