100 Tahun Pekabaran Injil di Lembah Grime Nawa Berkat Bagi Tanah Papua

Agama Agenda Berita Daerah

Ketua Panitia HUT PI, Delila Giay didamping Wakil Sekretaris HUT PI, Yehuda Hamongwarong saat memberikan keterangan perayaan puncak PI ke- 100 tahun di Lembah Grime Nawa.

SENTANI, jayapurakab.go.id – 15 Agustus 2024 tepat 100 tahun perjalanan Pekabaran Injil di Lembah Grime Nawa, di mana Injil merupakan perjalanan sejarah yang mampu memberikan terang kepada masyarakat melalui Injil Tuhan di Lembah Grime Nawa.

Sejarah pada 15 Agustus 1924 saat itu tiba di Berab, lalu di Demta mendirikan pusat pelayanan gereja dan pendidikan di Nimboran tahun 1924-1937 untuk mendidik anak-anak di Lembah Grime Nawa dengan mendirikan Sekolah Peradaban Pertama di Tanah Tabi, kata Ketua Panitia HUT PI 100 tahun, Delila Giay kepada wartawan di Sentani, Selasa, 13/08/2024.

Delila menjelaskan rangkaian kegiatan yang sudah berlangsung dan sementara berlangsung sampai tanggal 14 Agustus adalah seminar dan KKR, lalu pada puncaknya tanggal 15 Agustus 2024.

“Terlaksananya peringatan 100 tahun Pekabaran Injil di Lembah Grime Nawa karena dukungan dan bantuan kepada panitia dari Pemerintah Kabupaten Jayapura dalam hal ini, Pj Bupati Jayapura, Bapak Triwarno Purnomo dan Sekda, Dr. Hana S Hikoyabi,” ujarnya.

Delila mengajak dan menghimbau kepada seluruh masyarakat untuk sama sama mengikuti KKR dan Seminar dengan baik. Sampai pada puncaknya tanggal 15 Agustus 2024 yang bertempat di lapangan Mandala Genyem Distrik Nimboran.

Di tempat yang sama,  Wakil Sekretaris HUT 100 tahun PI, Yehuda Hamongwarong menyampaikan, puncak pekabaran injil di Lembah Grimenawa dirayakan dengan ibadah dan doa syukur.

Dengan rangkaian kegiatan seminar, KKR, Napak Tilas ke Bukit Mentie Yano, Pawai dan Arak-arakan Rohani yang berlansung dari Tanggal 9 hingga 15 Agustus 2024 di wilayah Lembah Grime Nawa.

“Acara puncak dilaksanakan tanggal 15 Agustus 2024 sekitar pukul 09.00 wit. Masyarakat diharapkan semua hadir sebab merupakan hari bersejarah bagi kami dan tidak akan berulang lagi untuk 100 tahun kedepan ,” terangnya.

Yehuda menjelaskan, dicanangkan pemagaran situs Religi Mentie Yapum dan Pendirian Universitas Kristen Bijkerk Schneider.

Lalu prosesi peletakan peradaban baru orang Grime Nawa menuju 100 Tahun ke depan bersamaan dengan kemeriahan kemerdekaan Republik Indonesia pada Tanggal 17 Agustus 2024.

Ia mengajak seluruh masyarakat Grime Nawa baik di Kota Jayapura, Kabupaten Sarmi, Keerom dan Sentani agar bersama sama menghadiri hari bersejarah bagi kita apalagi seperti itu tak akan terulang lagi untuk 100 tahun mendatang.

”Jadi kami juga mengundang PJ Gubernur Papua, Pangdam XVII/ Cenderawasih, Kapolda Papua, Ketua Sinode GKI ditanah Papua , Ketua Sinode wilayah gereja-gereja di tanah Papua termasuk Ketua klasis Se- tanah Papua, ” ajaknya.

Sejarah  peradaban baru bagi orang Papua diletakan oleh para utusan Zending Gereja Protestan dan Misonaris Katolik sejak satu abad lalu.

Utusan Gereja Protestan Belanda yaitu Ottow dan Geisler menginjakan kaki di pulau Mansinam Manokwari pada tanggal 5 Februari 1855, dan sejak itu suatu peradaban baru dimulai.

Berdasarkan sejarah mencatat, sejak itu sekolah rakyat bagi anak-anak dibuka dan pemberitaan Injil Terang Kristus diberitakan seluruh Tanah Papua melalui Gereja kristen Injili di Tanah Papua.

Lembah Grime Nawa Kabupaten Jayapura atau pada masa Pemerintahan Belanda lalu disebut Onderafdeling Nimboran tidak terlepas dari peran pelayanan gereja Protestan pada waktu itu. Pada tanggal 15 Agustus 1924, Badan Zending Belanda yaitu Utrech Zending Vereneging (UZV) mengutus 3 zending yaitu Jacobus Bijkerk, George Schneider dan Alberth de Neef menginjakan kaki di Kampung Berap-Wilayah Adat Grime Nawa untuk memberitakan Injil.

Di mana ketiga hamba Tuhan itu membangun Pusat Gereja dan Pendidikan di kawasan Bukit Mentie Yapum Kampung Genyem Yeku-Nimboran. Dari Bukit ini, kemudian dibangun 10 jemaat dan sekolah rakyat di seluruh wilayah Grime Nawa sejak Tahun 1925-1937.

“Dalam Perkembangannya, Gereja kemudian mendirikan Sekolah Gadis pertama di tanah Tabi pada Tahun 1952 dan menghadirkan mekanisasi pertanian pertama di Tanah Papua. Selepas Integrasi pada Tahun 1970, generasi terpelajar asal lembah Grime Nawa kemudian menjadi generasi emas yang menduduki jabatan dalam struktur organisasi Gereja Kristen Injili (GKI), pemerintahan sebagai Birokrat dan legislator Provinsi Irian Jaya pada waktunya dan sampai hari ini,” jelasnya.

Tinggalkan Balasan