17 Kasus Positif PON XX di Kabupaten Jayapura Tertangani dengan Cepat

Berita Daerah Kesehatan Nasional Olahraga

[vc_row][vc_column][vc_single_image image=”18499″ img_size=”large” add_caption=”yes”][/vc_column][/vc_row][vc_row][vc_column][vc_column_text]SENTANI, jayapurakab.go.id – Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Jayapura Papua, Khairul Lie menegaskan penanganan atlet dan official kontingen PON XX Papua yang terkonfirmasi positif COVID-19, cepat dan tanggap.

“Pada saat sebelum pembukaan PON, semua berjalan cukup baik, tidak ada kasus positip atau reaktif. Tracing kita jalankan dengan baik dan cepat,  kita cari  kontak erat sebanyak mungkin dan ditemukan 17 kasus positif di kabupaten Jayapura,” katanya di Media Center Kominfo PON XX Papua Klaster Jayapura, Jumat (8/10/2021).

Dari 17 kasus positif itu semua tanpa gejala, karena semua atlet sudah melakukan dua kali vaksinasi.  Saat ini mereka  diiisolasi di KM Tidar yang didedikasikan sebagai kapal isolasi terpusat yang bersandar di Pelabuhan Yos Sudarso Kota Jayapura.

Untuk Kabupaten Jayapura, capaian vaksinasinanya mencapai 59,45 persen jauh di atas rata-rata nasional. Dinkes menyediakan gerai-gerai vaksin di sekitar arena pertandigan dan puskesmas-puskesmas untuk pelayanan vaksin kepada masyarakat.

“Di Jayapura sendiri sekarang tinggal 9 kasus aktif, atau 0.01 dari total kasus 3092 kasus,” katanya.

Pemerintah kabupaten dikatakan Khairul memang bertekad menjaga konsistensi penerapan protokol kesehatan secara ketat selama penyelenggaraan pesta olahraga terbesar di tanah air ini berlangsung. Upaya-upaya pencegahan secara masifpun terus dilakukan.

Meskipun begitu,Khairul mengatakan jika mereka sesungguhnya telah menerapkan protokol kesehatan dengan ketat di setiap venue di kabupaten Jayapura sebelum penyelanggaraan berlangsung. Hal itu dilakukan untuk menghindari penyebaran COVID-19 karena PON ini dilaksanakan  di saat pandemi.

Di antaranya memastikan bahwa  seluruh atlet, official dan perangkat  pertandingan yang tiba sudah melakukan  tes polymerase chain reaction (PCR) atau sudah rapid  antigen.

Pemerintah Kabupaten juga melaksanakan sistem buble yaitu, dimana semua kontingen diminimalisir untuk tidak banyak melakukan perjalanan di luar venue pertandingan.

Saat masuk arena pertandingan, kata Khairul telah dilakukan screening kepada  penonton. Bahkan setiap atlet dan perangkat pertandigan  hatus sudah rapid antigen H-1.

“Kalau dari mereka ditemukan kasus reaktif, maka dilanjut ke pcr, dan tidak boleh berada di arena pertandingan,” kata Khairul.

Namun begitu ia mengakui karena pelaksanaan PON XX dilakukan saat pandemi, maka temuan kasus positif tidak bisa dihindari. Yang paling penting dari itu adalah bagaiaman kecepatan dan ketepatan seluruh lembaga terkait dalam mendeteksi sedini mungkin virus COVID-19.

 

Sumber: infopublik.id

[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row]

Tinggalkan Balasan