228 Pasien Covid-19 di Kabupaten Jayapura Sudah Dinyatakan Sembuh

Berita Daerah Kesehatan Layanan

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Jayapura, Khairul Lie.

[vc_row][vc_column][vc_single_image image=”15806″ img_size=”large” add_caption=”yes”][/vc_column][/vc_row][vc_row][vc_column][vc_column_text]SENTANI, jpr – Sejak Pandemi Covid-19 ini menyebar di sejumlah wilayah di Kabupaten Jayapura tercatat secara kumulatif jumlah warga yang terpapar Covid-19 itu sebanyak 277 pasien. Pasien-pasien tersebut dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah Yowari dan sejumlah rumah sakit yang ada di Jayapura.

“Kemudian ada juga pasien positif Covid-19 tanpa gejala yang kami arahkan untuk isolasi mandiri di rumah,” kata Juru Bicara Covid-19 Kabupaten Jayapura, Khairul Lie kepada wartawan di Sentani, Sabtu (8/8).

Dari jumlah itu, sebanyak 228 pasien sudah dinyatakan sembuh atau 82 persen dari jumlah kasus positif. Sementara yang masih dirawat sebanyak 46 pasien atau 17 persen jumlah kasus. Sejak awal, Pemerintah Daerah Kabupaten Jayapura melalui Gugus Tugas Penanganan Covid-19 sudah memperketat aktivitas masyarakat. Sehingga jumlah temuan kasus baru di Kabupaten Jayapura sejak awal terjadinya pandemi Covid-19 itu tidak terlalu signifikan. Bahkan Pemerintah Daerah Kabupaten Jayapura juga melakukan penyekatan dan pemberlakukan karantina wilayah tertentu di Pasar Lama selama 14 hari. Hasilnya memuaskan, temuan kasus baru Covid-19 bisa dikendalikan.

“Sejak awal kita menerapkan karantina wilayah, kemudian melakukan penyemprotan disinfektan di wilayah-wilayah yang terpapar Covid-19. Gugus tugas juga melakukan tracing kontak erat terhadap warga yang melakukan kontak dengan pasien terpapar Covid-19. Dari situ, kita lebih dulu mengetahui, melakukan penanganan yang tepat sehingga, yang sudah menunjukan gejala kita lakukan rapid test dan swab, sehingga bisa dideteksi lebih awal,” terangnya.

Sampai saat ini, jumlah pasien Covid-19 yang terbanyak masih berada di wilayah Distrik Sentani Kota, Waibhu, Sentani Timur. Daerah tersebut masih masuk dalam zona merah karena jumlah pasien yang masih signifikan. Sementara untuk daerah lainya yang pernah ditemukan kasus dan masuk zona merah, kini berhasil ditekan. Dengan dilakukanya upaya-upaya pencegahan hingga di tingkat kampung, jumlah temuan kasus baru berhasil ditekan. Di satu sisi jumlah pasien sembuh juga meningkat.

“Sehingga kasus baru bisa ditekan,” tambahnya.[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row]

Tinggalkan Balasan