[vc_row][vc_column][vc_single_image image=”18688″ img_size=”large” add_caption=”yes”][/vc_column][/vc_row][vc_row][vc_column][vc_column_text]SENTANI, jayapurakab.go.id – Atlet para-angkat berat asal D. I. Yogyakarta Sutiayah yang turun di kelas 50 Kg berhasil menyumbangkan medali emas bagi D. I. Yogyakarta di arena Pekan Paralimpik Nasional (Peparnas) XVI Papua 2021 yang berlangsung di Ballroom Suni Garden Lake Hotel and Resort Hawaii, Kota Sentani, Distrik Sentani, Kabupaten Jayapura, Selasa (9/11/2021).
Paralympian asal Gunung Kidul ini berhasil memecahkan rekor baru Peparnas yang sebelumnya di pegang Nukmah dari NPC Sumatera Selatan di angkatan 70 Kg, ia berhasil mengangkat beban di angkatan bench press seberat 85 Kg.
Cabang olahraga angkat berat atau Para Power Lifting pada lanjutan pertandingan di hari kedua ini berlangsung seru karena terjadi beberapa kali pemecahan rekor baru Peparnas.
Usai perlombaan, Sutiayah kepada wartawan mengaku sangat senang dan bangga karena mampu mewujudkan target raihan medali emas bagi NPC D. I. Yogyakarta.
Untuk keberhasilannya memecahkan rekor baru Peparnas, Sutiayah mengaku, pencapaian itu juga sudah sesuai dengan target yang dicanangkan dirinya selama latihan di DIY. “Pecah rekornya juga sudah sesuai dengan target saya. Kemarin pelatih memang menyarankan kepada saya untuk bisa memecahkan rekor nasional selain meraih medali emas, ya sangat bersyukur bisa meraih emas dan pecah rekor nasional sekaligus,” cetusnya.
Ke depan paralympian yang baru pertama kali tampil di ajang peparnas ini mengaku akan terus dan sedmakin bersemangat menggeluti olahraga para angkat berat. “Ini semakin membuat saya bersemangat menggeluti para angkat berat ini. Semoga prestasi ini bisa membuat saya dipanggil untuk mengikuti Pelatnas dan ikut di event-event nasional maupun internasional,” tegasnya.
Untuk diketahui, Sutiayah mencatatkan angkatan pertama dengan beban 75 Kg, selanjutnya pada angkatan kedua dengan beban seberat 80 Kg dan di angkatan ketiga atau terakhir dengan berat 85 Kg. Secara keseluruhan atlet berusia 38 tahun itu menorehkan 85 poin.
Pada posisi kedua diisi oleh atlet Yetti Kusmira asal Jambi yang berhak mendapatkan medali perak setelah menorehkan total 78 poin dari tiga angkatan yang dilakukan.
Pada angkatan pertama, Yetti Kusmira mencatatkan beban seberat 70 Kg, lalu pada kesempatan kedua ia mengangkat beban seberat 75 Kg dan pada kesempatan ketiga mengangkat beban seberat 78 Kg.
Medali perunggu berhak didapatkan oleh atlet Kalimantan Timur atas nama Fitriah yang secara keseluruhan menorehkan total 60 poin.
Pada angkatan pertama, Fitriah mengangkat beban seberat 50 Kg, di angkatan kedua ia mengangkat beban seberat 60 Kg dan di kesempatan ketiga ia gagal melakukan angkatan yang memiliki beban seberat 65 Kg.
Sedangkan pemegang rekor sekaligus peraih medali emas di Kejurnas tahun 2019 lalu, Nukmah, gagal meraih medali usai gagal menyelesaikan angkatan di tiga kesempatan yang diberikan kepadanya.[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row]