Jakarta, Kemendikbud – Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) membuka Rembuk Nasional Pendidikan dan Kebudayaan (RNPK) 2017, Kamis (26-1-2017), di Jakarta International Expo (JI Expo), Kemayoran, Jakarta. Membuka sambutannya, Presiden mengingatkan pentingnya pendidikan terkait pembentukan karakter bangsa. Seraya menitipkan pesan kepada para guru, Presiden Jokowi menyampaikan beberapa pokok pemikiran mengenai revitalisasi pendidikan dalam menyiapkan sumber daya manusia berkualitas yang dapat bersaing di kancah global.
“Perlu saya sampaikan bahwa tenaga kerja kita sekarang ini 42,5 persen itu adalah lulusan SD, 66 persen adalah lulusan SD dan SMP, 82 persen itu lulusan SD, SMP, dan SMA. Inilah kondisi yang harus saya sampaikan apa adanya dan ini menjadi pekerjaan rumah kita agar sumber daya manusia kita ini betul-betul disiapkan. Kalau kualitasnya tidak kita siapkan, ini justru akan menjadi bumerang bagi negara kita, bagi kita semuanya,” disampaikan Presiden Joko Widodo pada sambutannya sebelum membuka secara resmi RNPK Tahun 2017.
Presiden menekankan peningkatan kualitas pendidikan kejuruan. Dirinya menginginkan agar dilakukan peningkatan kualitas baik sarana maupun prasarana dari sekolah-sekolah kejuruan yang ada. Berdasarkan laporan yang diterima Presiden, bahwa saat ini kebanyakan guru Sekolah Menengah Kejuran (SMK) adalah guru normatif.
“Seharusnya, yang namanya guru di SMK itu 70 persen merupakan guru pelatih, tetapi yang terjadi sekarang ini guru SMK itu banyak yang guru normatif. Harus mulai dilakukan training sehingga guru-guru SMK itu lebih banyak yang bisa melatih seperti merakit sepeda motor dan membuat aplikasi-aplikasi. Jangan terus menerus kita linier, monoton, dan terjebak rutinitas yang tidak ada loncatan perubahan,” tegasnya.