[vc_row][vc_column][vc_single_image image=”16044″ img_size=”large” add_caption=”yes”][/vc_column][/vc_row][vc_row][vc_column][vc_column_text]SENTANI, jpr – Pemerintah Daerah Kabupaten Jayapura secara bertahap telah menyalurkan dana 100 juta rupiah untuk kepentingan program ketahanan pangan yang dimulai dari tingkat kampung-kampung lokal yang ada di wilayah Kabupaten Jayapura dalam menghadapi pandemi Covid-19 yang sedang terjadi saat ini.
Bupati Jayapura Mathius Awoitauw, SE., M.Si berharap kepada masyarakat di Kabupaten Jayapura agar solusi berkebun yang digalakkan oleh Pemerintah Daerah untuk menghadapi situasi kekurangan pangan akibat pandemi Covid-19 ini hendaknya dilakukan secara baik dan itu dilakukan karena tuntutan kebutuhan yang semestinya wajib dilaksanakan oleh setiap keluarga.
Sehubungan dengan itu, ia juga mengapresiasi sejumlah kampung yang sudah dengan sadar dan tanpa ada dorongan dari siapapun sudah mengerjakan kebun dan bahkan sudah memanen hasilnya.
“Kita mengapresiasi ada beberapa kampung seperti Kampung Ayapo dan beberapa kampung yang ada di pinggiran sudah mengerjakan kebun,” kata Mathius Awoitauw, Senin (25/5).
Untuk itu dia berharap agar program ketahanan pangan yang sudah diupayakan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Jayapura dengan menyalurkan dana Rp100 juta serta bahan pangan untuk kebutuhan berkebun bisa memberikan semangat tersendiri bagi masyarakat untuk menggarap lahan pertanian.
“Semua kampung secara merata kita salurkan dana untuk ketahanan pangan senilai Rp100 juta,” katanya.
Dalam berbagai kesempatan orang nomor satu di Kabupaten Jayapura itu terus memberikan dukungan dan motivasi kepada masyarakat Kampung agar tidak terlalu berharap dengan bantuan pangan yang disalurkan pemerintah karena hal itu hanya bersifat sementara. Dengan solusi berkebun yang telah ditawarkan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Jayapura itu, kedepannya masyarakat lokal tidak lagi harus bergantung pada ketersediaan pangan yang didatangkan dari luar Papua.
“Dengan kondisi seperti saat ini kita tidak boleh lagi bergantung pada beras atau makanan yang berasal dari luar. Mari kita kembali dengan kekuatan kita, potensi kita melalui pangan lokal kita,” ujarnya.
“Karena situasi hari ini semua daerah penghasil beras yang biasanya nya kirim ke sini, itu sudah tidak bisa lagi karena semua hanya bekerja untuk kepentingan dan pemenuhan kebutuhan daerahnya sendiri,” tambahnya.[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row]