[vc_row][vc_column][vc_single_image image=”15384″ img_size=”large” add_caption=”yes”][/vc_column][/vc_row][vc_row][vc_column][vc_column_text]SENTANI, jpr – Bupati Jayapura Mathius Awoitauw, SE., M.Si menyerahkan bantuan bahan makanan kepada sejumlah warga yang menjadi korban pertikaian antara Kehiran dan Toware beberapa waktu yang lalu.
“Jadi ada 15 keluarga di Kehiran dan 40 sekian keluarga di Toware,” kata Mathius Awoitauw di sela-sela penyerahan bantuan makanan bagi korban kedua suku tersebut di lapangan apel kantor Bupati Jayapura, Selasa (5/5).
Dia mengatakan, warga yang menjadi korban dari pertikaian antara dua kelompok suku tersebut saat ini sedang dalam kesulitan. Sehingga sebagai bentuk kepedulian dan perhatian dari Pemerintah Daerah, pihaknya menyerahkan bantuan bahan makanan. Bupati berharap bantuan bahan makanan yang diserahkan itu bisa memberikan keringanan bagi para korban.
“Jadi memang pemerintah sudah biasa melakukan seperti ini dalam kondisi seperti ini,” kata Mathius.
Lanjut dia, sehubungan dengan akibat dari pertikaian dua kelompok suku yang berdampak pada rusaknya sejumlah rumah, saat ini Pemerintah Daerah melalui Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Jayapura sedang mendata jumlah rumah yang rusak akibat peristiwa tersebut.
“Sesuai dengan laporan Kepala Distrik mungkin ada sedikit bantuan untuk mereka bisa membangun kembali rumah-rumah mereka,” tandasnya.
Dia juga mengimbau kepada seluruh masyarakat yang ada di Kabupaten Jayapura agar tidak lagi terlibat atau melakukan tindakan-tindakan anarkis seperti yang baru terjadi antara kelompok warga Kehiran dan Toware itu.
“Sebagai pemerintah menghimbau supaya peristiwa ini menjadi pembelajaran jangan terulang lagi. Kita tidak boleh lagi mengatasi persoalan dengan cara-cara primitif,” tegasnya.
Ia menegaskan pemicu utama dari konflik itu adalah karena adanya pemuda yang terlibat miras. Untuk itu dia juga meminta kepada masyarakat supaya tidak boleh diam menyikapi persoalan-persoalan yang ada di masyarakat.
“Jadi batas-batas wilayah, penguatan kapasitas lembaga adat di kampung-kampung, ini harus menjadi perhatian. Pemerintah sudah memfasilitasi kebangkitan adat, terus dewan adat suku sudah kita berikan penguatan-penguatan kapasitas, pelatihan-pelatihan dan itu sudah kita lakukan, tapi respon dari pimpinan-pimpinan ini belum semuanya memberikan respon yang baik,” ujarnya.
Kendati demikian yang mengapresiasi terhadap beberapa wilayah mulai dari wilayah pembangunan 2, 3 dan 4 yang mempunyai respon yang sangat luar biasa kepada kebangkitan adat. Dikatakan, apa yang pemerintah bicara tentang penguatan kapasitas adat dari kampung-kampung itu penting, dengan batas-batas wilayah yang jelas, struktur yang jelas. Supaya hal-hal ini bisa diselesaikan sendiri di tingkat masyarakat adat.
“Kita sudah punya gugus tugas masyarakat adat yang sudah bekerja hampir 3 tahun. Saya ajak masyarakat adat untuk memberikan dukungan penuh supaya mereka membantu mendampingi masyarakat adat untuk melakukan pemetaan-pemetaan wilayah adat ke depan,” tambahnya.[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row]