Sentani, Jpr – Dalam rangka meningkatkan kapasitas Petani Kakao di Kabupaten Jayapura, pada awal bulan Maret lalu, pemerintah Kabupaten Jayapura telah mengirim 20 peserta petani Kakao untuk mengikuti Diklat Kakao di Luwu Timur, Sulawesi Selatan. Hal ini disampaikan oleh Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Jayapura, Adolof Yoku, SP., MM,. saat mewakili Bupati Jayapura, Mathius Awoitauw, SE., M.Si dalam dialog bersama petani Kakao di Lereh, Distrik Kaureh, dalam acara “Sambung Rasa” yang disiarkan langsung oleh Radio Republik Indonesia (RRI) Jayapura, pada hari Kamis, 31 Maret 2016 di Lereh, Distrik Kaureh, Kabupaten Jayapura.
“Program-program yang sudah dilakukan oleh Dinas Pertanian Kabupaten Jayapura, yaitu bekerja sama dengan Penyuluh dari pihak swasta yakni pihak Ecom Papua, juga petani diikutkan dalam diklat-diklat dan melakukan sekolah lapangan untuk petani-petani kakao, yakni dimana petani bersama dengan petugas langsung berada di kebun kakao dan mereka langsung melakukan identifikasi terhadap kebun dan hama yang ada dsitu sehingga bersama-sama belajar, dan bisa menentukan hama apa itu, kenapa ada disitu, dan sama-sama mencari solusi bagaimana cara menyelesaikannya”, jelasnya.
“Kemudian dengan memberangkatkan petani kakao ke Luwu Timur, memberikan dampak yang luar biasa, karena mereka belajar langsung di tempat yang baik dan mereka akan kembali dengan titel doktor (Dr) Kakao atau spesialis di bidang kakao”, ungkapnya.
Terkait dengan program-program yang dimaksud, Kepala BKP5K Kabupaten Jayapura, Ir. Tasrief, M.Si mengatakan dalam hal program wajib tanam kakao ini sudah dimulai pada tahun 2006.
“Dalam pembinaan perkebunan kakao khususnya, sudah dilakukan pembinaan mulai dari calon petani, menanam sampai dengan panenya, pasca panennya itu dilakukan dengan sistim latihan, kunjungan dan supervisi, jelasnya.
“Penyuluh ini merupakan ujung tombak di lapangan dalam mendukung program pertanian. Juga untuk mendampingi, khususnya dalam hal pengendalian, pemberantasan penyakit hama kakao dan terkait dengan sekolah lapang, yang melaksanakan pembinaan adalah penyuluh kita yang bekerja sama dengan pihak-pihak di Ecom Area Papua, bersama-sama kita didampingi untuk mendampingi”, tukasnya.
Lebih lanjut perwakilan dari Ecom Papua juga mengatakan bahwa penanganan Kakao khususnya di Kabupaten Jayapura, tidak bisa ditangani oleh satu pihak, perlu kemitraan antara pemerintah, swasta, maupun LSM, untuk menangani permasalahan yang ada.
“Khusus dari Ecom sendiri, kami telah melakukan pembinaan dari tahun 2014 akhir. Jadi secara teknis, Ecom membentuk satu sekolah lapang untuk kelompok petani dan itu dilakukan setiap minggu selama 5 hari”, tutupnya.
Sentani, Jpr – Dalam rangka meningkatkan kapasitas Petani Kakao di Kabupaten Jayapura, pada awal bulan Maret lalu, pemerintah Kabupaten Jayapura telah mengirim 20 peserta petani Kakao untuk mengikuti Diklat Kakao di Luwu Timur, Sulawesi Selatan. Hal ini disampaikan oleh Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Jayapura, Adolof Yoku, SP., MM,. saat mewakili Bupati Jayapura, Mathius Awoitauw, SE., M.Si dalam dialog bersama petani Kakao di Lereh, Distrik Kaureh, dalam acara “Sambung Rasa” yang disiarkan langsung oleh Radio Republik Indonesia (RRI) Jayapura, pada hari Kamis, 31 Maret 2016 di Lereh, Distrik Kaureh, Kabupaten Jayapura.
“Program-program yang sudah dilakukan oleh Dinas Pertanian Kabupaten Jayapura, yaitu bekerja sama dengan Penyuluh dari pihak swasta yakni pihak Ecom Papua, juga petani diikutkan dalam diklat-diklat dan melakukan sekolah lapangan untuk petani-petani kakao, yakni dimana petani bersama dengan petugas langsung berada di kebun kakao dan mereka langsung melakukan identifikasi terhadap kebun dan hama yang ada dsitu sehingga bersama-sama belajar, dan bisa menentukan hama apa itu, kenapa ada disitu, dan sama-sama mencari solusi bagaimana cara menyelesaikannya”, jelasnya.
“Kemudian dengan memberangkatkan petani kakao ke Luwu Timur, memberikan dampak yang luar biasa, karena mereka belajar langsung di tempat yang baik dan mereka akan kembali dengan titel doktor (Dr) Kakao atau spesialis di bidang kakao”, ungkapnya.
Terkait dengan program-program yang dimaksud, Kepala BKP5K Kabupaten Jayapura, Ir. Tasrief, M.Si mengatakan dalam hal program wajib tanam kakao ini sudah dimulai pada tahun 2006.
“Dalam pembinaan perkebunan kakao khususnya, sudah dilakukan pembinaan mulai dari calon petani, menanam sampai dengan panenya, pasca panennya itu dilakukan dengan sistim latihan, kunjungan dan supervisi, jelasnya.
“Penyuluh ini merupakan ujung tombak di lapangan dalam mendukung program pertanian. Juga untuk mendampingi, khususnya dalam hal pengendalian, pemberantasan penyakit hama kakao dan terkait dengan sekolah lapang, yang melaksanakan pembinaan adalah penyuluh kita yang bekerja sama dengan pihak-pihak di Ecom Area Papua, bersama-sama kita didampingi untuk mendampingi”, tukasnya.
Lebih lanjut perwakilan dari Ecom Papua juga mengatakan bahwa penanganan Kakao khususnya di Kabupaten Jayapura, tidak bisa ditangani oleh satu pihak, perlu kemitraan antara pemerintah, swasta, maupun LSM, untuk menangani permasalahan yang ada.
“Khusus dari Ecom sendiri, kami telah melakukan pembinaan dari tahun 2014 akhir. Jadi secara teknis, Ecom membentuk satu sekolah lapang untuk kelompok petani dan itu dilakukan setiap minggu selama 5 hari”, tutupnya.
[envira-gallery id="3843"]
[envira-gallery id="3843"]