[vc_row][vc_column][vc_column_text]SENTANI, jayapurakab.go.id – Dinas Kesehatan Kabupaten Jayapura terus berupaya menangani masyarakat yang memiliki gangguan kejiwaan atau orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Ini karena ODGJ di Kabupaten Jayapura semakin bertambah dan juga banyak ODGJ yang berkeliaran di Kota Sentani, serta sempat menyerang dan meresahkan masyarakat.
Dari data yang ada untuk tahun 2024 sebanyak 150 orang yang ada di Kota Sentani, hal itu disampaikan Kabid Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kabupaten Jayapura, Pungut Sunarto di Sentani, 25/03/2024.
Pungut Sunarto mengatakan bahwa pihaknya akan terus berupaya menangani ODGJ di Kabupaten Jayapura.
“Orang dengan gangguan jiwa atau ODGJ di Kabupaten Jayapura itu paling banyak berada di Kota Sentani,” ucapnya.
Dari ratusan penderita gangguan jiwa di Kota Sentani ada dua kategori, yakni gangguan jiwa berat dan juga gangguan jiwa ringan. Bahkan, dari kedua kategori ini masuk kategori kejiwaan non pasung.
“ODGJ yang sudah tidak dapat dikontrol dan meresahkan masyarakat, maka pihaknya akan berkoordinasi dengan petugas di Rumah Sakit Jiwa Daerah (RSJD) Abepura agar datang dan membawa ODGJ itu untuk menjalani pengobatan di rumah sakit jiwa dan tidak berkeliaran yang dapat mengganggu masyarakat,” jelasnya.
Kami sudah berupaya untuk membawa mereka ke Rumah Sakit (RSJD Abe) agar mendapatkan perawatan medis. Tetapi, terkadang mereka ini langsung lari dan kemudian berkeliaran di mana-mana.
“Dari beberapa kasus ODGJ itu, terdapat ODGJ yang mengalami sakit, petugas kesehatan di puskesmas maupun rumah sakit akan tetap menolongnya dan juga mengobati sakitnya. Setelah sembuh akan dibawa ke Rumah Sakit Jiwa Daerah (RSJD) Abepura,” ungkapnya.
Pungut berharap bila ada keluarga yang sakit dan terdapat ciri-ciri gangguan kejiwaan agar bisa membawanya ke rumah sakit jiwa atau melapor ke puskesmas terdekat.
Dirinya juga menambahkan, masyarakat yang memiliki gangguan kejiwaan atau ODGJ itu membutuhkan perhatian yang serius dari keluarga dan lingkungan sekitar. Bukan dibiarkan lalu ditertawai bahan jadi lelucon.
“Jadi ODGJ itu juga manusia, yang sangat membutuhkan dukungan masyarakat dan keluarga terdekatnya. Sehingga mereka ini bisa kembali normal sebagaimana mestinya,” harapnya.[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row]