[vc_row][vc_column][vc_single_image image=”16704″ img_size=”large” add_caption=”yes”][/vc_column][/vc_row][vc_row][vc_column][vc_column_text]SENTANI, jayapurakab.go.id – Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Jayapura mulai tahun 2021 ini memiliki 18 kampung binaan percontohan. Kampung binaan itu diambil dari enam distrik yang menjadi distrik percontohan pusat data dan pusat pelayanan. Dari enam distrik itu, tiap distrik diambil tiga kampung. Sehingga totalnya menjadi 18 kampung percontohan binaan Diskominfo.
Kampung binaan Diskominfo untuk mempercepat pelayanan dan juga untuk mewujudkan cita-cita Bupati Jayapura Mathius Awoitauw yang memulai pembangunan dari kampung.
“Kita pertemuan dengan enam distrik percontohan sesuai dengan kebijakan Bupati Jayapura. Diskominfo di tahun 2021 ini, akan mempersempit pelayanan, dari setiap distrik, kami akan fokus di kampung. Sehingga apa yang dicita-citakan oleh Bupati Jayapura, kami akan mulai dari kampung baik itu dari segi edukasi digital, infrastruktur, akses internet, aplikasi dan media social,” ujar Gustaf Griapon, Kepala Dinas Kominfo Kabupaten Jayapura di Depapre.
Dari enam distrik percontohan itu, setiap distrik diambil tiga kampung jadi kampung percontohan binaan Diskominfo Kabupaten Jayapura. Tapi tidak menutup kemungkinan, kampung-kampung lain juga akan dibina. Tapi yang diutamakan adalah tiga kampung. Sehingga program-program Diskominfo benar-benar jalan di tingkat kampung.
Gustaf Griapon mengatakan Dinas Kominfo juga sudah melakukan pertemuan dengan para akademisi dari semua perguruan tinggi teknologi informasi di Jayapura, pada akhir Januari lalu. Pertemuan itu dilakukan agar Pemerintah Kabupaten Jayapura bisa berkolaborasi dengan program Tri Dharma Perguruan Tinggi dari tiap perguruan tinggi teknologi informasi di Jayapura.
Ini juga terkait dengan kebijakan Menteri Pendidikan Nasional yang baru, bahwa Kampus Merdeka atau Merdeka Belajar, itu selaras dengan kebijakan Bupati Jayapura Mathius Awoitauw. Sehingga para dosen dari perguruan tinggi teknologi informasi di Jayapura itu sangat apresiasi dengan kebijakan Bupati Jayapura tentang distrik sebagai pusat data, pusat informasi, pusat pelayanan dan pusat pemberdayaan.
“Kami juga sudah melakukan pertemuan dengan Diskominfo Provinsi Papua, sehingga Diskominfo Provinsi Papua juga akan diturunkan program ke Diskominfo Kabupaten Jayapura,” ujar Gustaf.
Pada pekan kedua Februari 2021, Diskominfo Kabupaten Jayapura akan undang lagi Diskominfo Provinsi Papua untuk menyampaikan target Diskominfo Kabupaten Jayapura dari tiap distrik. Rencana adanya kampung binaan ini mendapat respon dari banyak kalangan baik dari distrik, kampung, perguruan tinggi dan juga dari Diskominfo Provinsi Papua.
“Banyak orang yang sudah rindu untuk kolaborasi. Artinya, kebijakan Bupati Jayapura ini mendapat dukungan atau respon yang luar biasa baik dari akademisi maupun Badan Aksebilitas Telekomunikasi,” ujar Gustaf Griapon.
Pada Desember 2020 lalu, Badan Aksebilitas Telekomunikasi (Bakti) juga ingin membuat desa internet mandiri sebagai pilot projek Indonesia Timur di Kabupaten Jayapura. Terkait ini, Dinas Kominfo Kabupaten Jayapura akan mengusulkan data yang diminta Bakti. Dari data yang akan dikirim itu, Bakti akan analisa dan survei lokasi, kira-kira distrik mana saja di Kabupaten Jayapura yang akan menjadi pilot projek desa internet mandiri oleh Bakti.
“Ini membuktikan, banyak orang melirik kebijakan Bupati Jayapura Mathius Awoitauw mengenai pelimpahan sebagian kewenangan pemerintah kabupaten ke distrik ini begitu luar biasa. Ini artinya, pelayanan di bawah akan semakin nyata, masyarakat semakin dipermudah dengan pelayanan publik,” ujar Kepala Dinas Kominfo Kabupaten Jayapura Gustaf Griapon.
Syarat dari kampung binaan Diskomifo adalah kampung yang bersangkutan harus sudah punya infrastruktur, memiliki media penyebarluasan informasi pembangunan kampung berupa website kampung (yang kadang-kadang aktif, kadang-kadang tidak), media sosial serta setiap kampung harus punya email kampung. “Itu semua sudah kami siapkan dan tinggal kami latih terus,” ujar Gustaf.
Bupati Jayapura Mathius Awoitauw menilai jumlah Pemantik yang ada di tiap kampung saat ini sangat kurang. Karena itu, Bupati minta anggota pemantik di tiap kampung harus ditambah, dari yang ada saat ini cuma seorang, ditambah dua orang, sehingga jumlahnya menjadi tiga orang Pemantik di tiap kampung.
Namun permintaan itu, sulit dipenuhi, karena membutuhkan biaya yang besar. Biaya Pemantik berasal dari dana kampung yang dikeluarkan untuk membiayai seorang anggota Pemantik yang aktif. Karena itu, sebagai percobaan, tenaga Pemantik di tiap kampung akan ditambah satu menjadi dua orang.
“Harapan mereka juga terkait dengan sumberdaya manusia, infrastruktur, dan aplikasi. Tetapi yang kita butuh adalah infrastruktur, konten dan sumberdaya manusia. Tiga hal itu yang menjadi kunci bagaimana distrik pilot projek itu bisa sukses,” ujar Gustaf Griapon.
Ada tiga kampung di Distrik Depapre yang menjadi kampung binaan Diskominfo Kabupaten Jayapura, yaitu Kampung: Dormena, Yepase, dan Tablasupa.[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row]