[vc_row][vc_column][vc_column_text]SENTANI, jayapurakab.go.id – Pada tahun 2006 silam, Pemerintah menggalakkan program Gerakan Nasional (Gernas) Kakao. Pemerintah Kabupaten Jayapura turut memberikan biji kakao hibrida dari Pusat Penelitian Kakao dan Kopi Indonesia yang berkantor di Jember, Jatim. Petani kakao di lembah Grime pun menanam kakao baru yang mereka sebut kakao Jember tersebut.
Nyatanya, menurut para petani, kakao Jember justru lebih rentan penyakit dibandingkan kakao Belanda. Selain buah di tiap pohonnya lebih sedikit, pohonnya pun lebih rentan terkena penyakit.
Varietas kakao Belanda memang lebih unggul dibandingkan kakao Jember, misalnya kemampuan adaptasi terhadap pola budi daya petani setempat, buah lebih besar, jumlah biji lebih banyak, dan lebih tahan terhadap serangan hama penyakit. Adalah jenis kakao Criollo yang eksis sejak zaman Belanda.
Kini Pemerintah Distrik Nimboran, Kabupaten Jayapura, mengambil langkah tepat dengan memanfaatkan Dana Otsus tahun 2023 Spesifik Gand khususnya di sektor perkebunan, dengan tujuan untuk melakukan pembibitan tanaman kakao yang sudah hampir punah ini.
Kepala Distrik Nimboran, Rahmad Marimbun, saat ditemui oleh tim liputan Kabar Otsus (Kaos) dari Dinas Kominfo Kabupaten Jayapura di lokasi pembibitan, menjelaskan jenis kakao Criollo ini pernah menjadi kebanggaan masyarakat Nimboran dan menjadi komoditi ekspor yang penting. Oleh karena itu, pihaknya merasa penting untuk mengembangkan jenis kakao tersebut dan mengembalikan kejayaan kakao Criollo pada zaman Belanda.
“Jika Anda melihat jenisnya secara langsung, Anda akan tahu bahwa buahnya lebih besar dan jumlah biji kakao yang dihasilkan juga lebih banyak. Saat ini, di Nimboran, ada jenis kakao lain selain Criollo yang menghasilkan pendapatan bagi masyarakat. Namun, tidak ada salahnya untuk masyarakat ingin mengembangkan jenis Criollo ini kembali melalui program yang sudah direncanakan oleh pemerintah,” tambah Rahmad saat berada di lokasi pembibitan kakao di Kampung Kuipons, Distrik Nimboran, Selasa, 05 September 2023.
Di tempat yang sama, Ketua kelompok pembibitan kakao jenis Criollo, Bapak Ever Krang, juga berbicara tentang bantuan yang diberikan. “Ya, benar, bantuan ini digunakan untuk pembibitan kakao jenis Criollo dan bersumber dari dana Otsus,” katanya.
Ever menjelaskan lebih lanjut saat ini, di Kampung Kuipons, ada 3 pohon Criollo yang masih bertahan sejak zaman Belanda, ketika tempat ini menjadi perkebunan kakao jenis Criollo. Rencananya, kami akan melakukan pembibitan dengan cara menanam biji dan juga sambung pucuk.
“Dia juga menjelaskan bahwa hasil uji laboratorium di Bali yang memuji jenis kakao Criollo sebagai yang terbaik di kelasnya. “Dari berbagai jenis kakao yang ada, Criollo merupakan yang terbaik. Dahulu, jenis ini adalah yang paling banyak diekspor dan menjadi nomor satu di dunia. Kami, sebagai masyarakat Nimboran, merasakan hal itu pada masa kolonial Belanda melalui koperasi Yawa Datum,” tambahnya.
Pemanfaatan Dana Otsus untuk memulihkan dan mengembangkan kakao jenis Criollo ini diharapkan akan memberikan dampak positif bagi ekonomi dan komunitas masyarakat Nimboran serta melestarikan warisan berharga ini untuk generasi mendatang.[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row]