[vc_row][vc_column][vc_single_image image=”15630″ img_size=”large”][/vc_column][/vc_row][vc_row][vc_column][vc_column_text]SENTANI, jpr – Bupati Jayapura, Mathius Awoitauw, SE., M.Si mengatakan selama masa pandemi Covid 19 ini banyak bantuan dan program yang diturunkan oleh Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah untuk masyarakat di tingkat kampung.
Oleh karena itu Pemerintah Distrik wajib untuk mempunyai data terhadap semua kegiatan-kegiatan dan program pemerintah yang diturunkan ke tingkat kampung. Hal ini juga untuk memudahkan terkait dengan pertanggungjawaban terhadap kegiatan dan program pemerintah yang sudah diterima oleh masyarakat di tingkat kampung.
“Setiap distrik harus melaporkan selama masa Covid 19 ini apa yang diperoleh di masing-masing kampung di wilayahnya,” ungkap Bupati Mathius kepada wartawan di Sentani, Sabtu (27/6).
Untuk itu dia sudah memerintahkan para asistennya termasuk Dinas Pemberdayaan Masyarakat Kampung dan bagian pemerintahan supaya bekerja sama melakukan koordinasi yang rutin dengan Pemerintah Distrik untuk memperoleh data-data terakhir terkait program-program yang sudah diturunkan oleh pemerintah.
“Saya sudah perintahkan para asisten kemudian Dinas Pemberdayaan Masyarakat Kampung dan bagian pemerintahan kerjasama dan koordinasi terus dengan distrik-distrik untuk mendapatkan data,” ungkapnya.
Dia menjelaskan data-data yang dimaksudkan itu misalnya berkaitan dengan bantuan bahan makanan, baik dari pemerintah termasuk alokasi anggaran dana Rp100 juta untuk kegiatan pencegahan penyebaran Covid 19 di tingkat kampung. Selain itu alokasi dana Rp100 juta untuk program ketahanan pangan di semua kampung.
“Data harus akurat. Baik bahan makanan yang diturunkan, kemudian dana 100 juta pertama dan Rp100 juta kedua itu laporannya harus jelas. Jadi new normal ini semua harus jelas tidak boleh main-main lagi,” tegasnya.
Sehubungan dengan program ketahanan pangan, Pemerintah Distrik dan Dinas Pemberdayaan Masyarakat Kampung harus melaporkan secara rinci mengenai luas lahan yang digarap, tanaman yang ditanam, kemudian panen dan kualitasnya seperti apa.
“Ini harus punya data yang akurat. Mungkin birokrasi kita harus berubah, sekarang Gunung Merah bukan kekuatan lagi, sekarang kampung jadi kekuatan sehingga semua perhatian kita harus menuju ke sana. Orang kampung sekarang ada di kebun dan mereka sudah menemukan jati dirinya, kekuatannya. Mungkin kota akan dilayani oleh kampung,” ujarnya.[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row]