Sentani, Jpr – Bupati Jayapura, Mathius Awoitauw, SE, M.Si dalam sambutannya pada pembukaan Festival Danau Sentani (FDS) Ke-XI menyampaikan bahwa Festival Danau Sentani terus menerus berlangsung setiap tahun tanpa henti sampai hari ini kita merayakan festival yang kesebelas kalinya. Tanggal juga tidak berubah, bahwa tanggal yang ditetapkan dari awal tanggal 19 sampai 23 Juni, (Selasa, 19/06/2018).
“Pemerintah dalam kepemimpinan presiden Jokowi sudah mencanangkan bahwa industri pariwisata menjadi pemasok terbesar keuangan Negara untuk waktu-waktu yang akan datang, dan itu menjadi komitmen bangsa kita, bangsa Indonesia,”ucapnya.
“Karena itu target pemerintah tahun 2019, diharapkan Indonesia akan dikunjungi oleh 20 juta wisatawan mancanegara, itu target kita secara nasional,” ucapnya.
“Pemerintah melalui kementerian pariwisata terus mengembangkan upaya-upaya yang luar biasa. Kementerian Pariwisata, 80 persen semua kekuatan dikerahkan untuk promosi dan publikasi tentang destinasi-destinasi, tentang keindahan-keindahan di seluruh nusantara,” tambahnya.
“Nah, oleh karena itu berbagai kebijakan sudah dilakukan dan juga berbagai infrastruktur, kita lihat jalan, pelabuhan, bandara, dalam kepemimpinan presiden Jokowi terus digalahkan, bahwa itulah masa depan kita,” pungkasnya..
“Khusus untuk Kabupaten Jayapura, saya setuju dengan lagu bahwa Papua adalah surga kecil yang jatuh ke bumi, kita harus artikan dan kita harus yakini, bahwa Kabupaten Jayapura, sepertinya memiliki destinasi dan keindahan-keindahan itu,” ungkapnya.
“Kita memiliki Danau Sentani dan Gunung Cycloop yang begitu luar biasa, dengan kekayaan hayati yang luar biasa tapi juga dengan kebudayaan, dengan flora fauna tapi juga dengan keindahan. Kita juga memiliki pesisir pantai tidak jauh juga dibalik gunung Cycloop ini, kita juga memiliki hutan yang masih asli dan masih ada burung-burung cenderawasih yang masih hidup dan berterbangan disana,” ujarnya.
“Kita juga memiliki destinasi-destinasi lain, ada Danau Love, ada Mc Arthur, ada peninggalan-peninggalan perang dunia kedua, tetapi juga kebudayaan-kebudayaan kita yang luar biasa, oleh karena itu Kabupaten Jayapura mencanangkan kebangkitan masyarakat adat, bagaimana hutannya yang menyimpan banyak kekayaan itu dikelola oleh masyarakat adat, ini tantangan kita dalam rangkan sumber daya manusia,” terangnya.
“Ini potensi-potensi yang luar biasa, didukung dengan bandara Sentani yang ada dipinggir danau Sentani dan ini pintu gerbang orang datang ke Papua,”pujinya.
“Surga kecil yang kita nyanyikan selalu juga ada disini, bagaimana ini menjadi kekuatan kita, untuk menyatukan langkah semua stakeholder, baik pemerintah, adat, gereja, semua kekuatan untuk bagaimana melestarikan dan menjadi andalan ekonomi kita di masa depan,” harapnya.
“Oleh karena itulah festival ini terus digelar sebagai ajang promosi, sebagai ajang untuk memberitahukan kepada dunia luar, bahwa Kabupaten ini memiliki sejumlah hal yang patut untuk dikembangkan dan kita juga mengundang semua pihak untuk bersama-sama untuk terlibat untuk membangun, supaya Papua benar-benar bangkit untuk membangun dirinya sendiri,” katanya.
“Pariwisata dari waktu ke waktu nilainya akan terus meningkat. Karena itu, dengan adanya festival ini kita bersama-sama, siapapun dia, mari kita bergandeng tangan untuk terus berbicara tentang keindahan, tentang kebudayaan yang kita miliki untuk masa depan yang lebih baik. Dengan demikian kita akan melestarikan Papua untuk dunia sebagai paru-paru dunia, sebagai kebudayaan yang memiliki ratusan budaya dan bahasa, inilah kekayaan dunia yang ada disini, mari kita lestarikan. Ini bukan panggung untuk hura-hura, tetapi sebagai sarana untuk promosi,” tutupnya.