Gandeng Sejumlah Pihak, BIN Daerah Papua Gelar Vaksinasi Covid-19 Bagi Pelajar

Berita Daerah Kesehatan Layanan

Pelajar memperoleh Vaksinasi saat program Vaksinasi Covid-19 Massal untuk pelajar yang dilaksanakan BIN Daerah Papua, di Halaman SMPN 2 Sentani, Kabupaten Jayapura, Kamis (12/8/2021)

[vc_row][vc_column][vc_single_image image=”17717″ img_size=”large” add_caption=”yes”][/vc_column][/vc_row][vc_row][vc_column][vc_column_text]SENTANI, jayapurakab.go.id – Setelah sebelumnya kalangan lanjut usia (lansia) dan pelayanan publik di Kabupaten Jayapura, Papua, mendapatkan vaksin Covid-19, kini vaksinasi menyasar pelajar, Kamis (12/8/2021) di Halaman SMPN 2 Sentani, Kabupaten Jayapura.

Program vaksinasi yang difasilitasi Badan Intelijen Negara (BIN) Daerah Papua itu selain kepada kalangan pelajar untuk vaksinasi tahap pertama, juga di laksanakan vaksinasi tahap kedua bagi masyarakat umum.

Pelaksanaan vaksinasi tersebut, BIN Daerah Papua juga menggandeng sejumlah rumah sakit (RS) milik TNI Angkatan Darat (AD), Angkatan Laut (AL), Angkatan Udara (AU) dan rumah sakit milik Polri serta Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) milik pemerintah daerah.

Kolonel Inf. Rahmat Puji Susetyo disela-sela aktivitas vaksinasi massal tersebut kepada awak media menjelaskan, bahwa pihaknya menginisiasi dengan menggabungkan semua tenaga-tenaga kesehatan yang ada baik dari rumah sakit daerah, angkatan darat, angkatan udara, angkatan laut dari polisi guna mempercepat proses vaksinasi di Kabupaten Jayapura.

“Sebab Kabupaten Jayapura merupakan salah satu Cluster pelaksanaan Pekan Olahraga Nasionala (PON) XX  tahun 2021 sehingga ditargetkan minimal 75 % warga di Papua dapat divaksin,” ujar Susetyo.

Dikatakannya, untuk vaksin yang dilakukan hari ini di SMPN 2 Sentani, jumlahnya sudah mencapai 1.000 orang dan ini melebihi dari yang diperkirakan. Karena target hari ini hanya sekitar 700 orang.

“Kami juga terima informasi dari Danramil Sentani yang menyebut jumlah penerima vaksin melebihi 75 persen dan ini tentu merupakan kabar baik,” katanya.

“Kenapa saya katakan kabar baik dan mengapa harus mencapai 75 persen masyarakat yang harus di vaksin, agar orang yang datang merasa aman. Kemudian yang ada ditempat sini juga aman, karena semua sudah di vaksin. Dengan demikian, orang luar datang sudah kuat kondisi fisiknya, merasa aman dengan warga disini. Sebab telah mendapatkan vaksin,” jelas Susetyo.

Dirinya menilai banyaknya masyarakat dan pelajar yang mengikuti vaksin merupakan satu pertanda bagus, karena kesadaran masyarakat sudah meningkat.

Dikatakan, vaksin ini menjadi kebutuhan, sebab tanpa vaksin orang akan merasa terancam jiwanya kesehatan, tanpa vaksin juga orang tidak bisa bepergian jauh, tanpa vaksin anak sekolah tidak bisa tatap muka. Artinya, vaksin kini menjadi suatu kebutuhan.

“Saya lihat anak-anak diantar orang tuanya untuk vaksin, tetapi orang tua juga ikut di vaksin. Hal ini menjadi bukti, bahwa kesadaran telah tumbuh secara menyeluruh. Tentunya, ini berkat kampanye pentingnnya vaksinasi yang dilakukan selama ini oleh berbagai pihak berjalan dengan baik,” ujarnya.

Untuk itu, dirinya juga berharap, dengan adanya vaksinasi seperti ini dapat menimbulkan healt imunitiy masyarakat. Masyarakat bisa tervaksin semua dan kegiatan bisa normal kembali.

“Sebab, disaat orang sudah sehat, kita akan keluar dari zona merah. Sehingga PPKM Level 4 diakhiri dan semua kegiatan akan kembali berjalan normal. Untuk normal, ya semua harus vaksin, tidak ada cerita. Kita lihat di Eropa sana, itu semua sudah divaksin, makanya di Eropa semua kegiatan sudah berjalan hampir normal. Kita belum ya, karena belum tercapai jumlah maksimal untuk vaksinasi,” pungkas Susetyo.

Sementara itu ditempat yang sama, Kepala SMPN 2 Sentani, Klasina Yanggroserai menyatakan bahwa, pihaknya baik para guru, siswa-siswi selaku penerima manfaat sangat mendukung kegiatan vaksinasi yang dilakukan oleh sejumlah tenaga kesehatan dari rumah sakit milik TNI AD, AU, AL, Polri dan rumah sakit daerah.

“Dari pihak sekolah sangat mendukung dengan kegiatan vaksin ini, kenapa ? Karena kita siap untuk proses belajar-mengajar itu harus tatap muka. Meskipun kita ada di zona merah tapi kita  siap mau tatap muka terbatas karena kita hitung-hitung inisudah sekitar dua tahun anak-anak tidak sekolah bertatap muka,” cetusnya

Dirinya menerangkan, akibat dari lamanya bejalar tidak dalam bentuk tatap muka berdampak pada sulitnya menanamkan ketrampilan dan sikap bagi para siswa, sehingga melalui program vaksinasi ini siswa-siswi dapat divaksin dan proses belajar-mengajar di sekolah boleh berlangsung secara normal.

Ditambahkan, pihanya telah menyampaikan kepada semua siswa-siswi untuk mengikuti vaksinasi. Pihak sekolah  menyampaikan lewat surat kepada orang tua murid meminta kesediaan orang tua untuk anak-anak di vaksin. Setelah itu, orang tua yang bersedia anaknya di vaksin didata kemudian didaftarkan guna menerima vaksin, baik tahap pertama tetapi juga tahap kedua.

“Kedepan kami akan menggelar proses belajar secara tatap muka, setiap guru dan siswa yang telah di vaksin saja yang diperbolehkan untuk mengikuti tatap muka. Sebab itu, dirinya berharap supaya siswa-siswi SMPN 2 Sentani dapat mengikuti vaksinasi,” ungkapnya.[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row]

Tinggalkan Balasan