Hadiri Festival Waibu, Bupati Sebut Wujud Kolaborasi Pemuda Kreatif dan Masyarakat Adat

Berita Budaya Daerah Pariwisata

Bupati Jayapura Mathius Awoitauw, saat berada di atas KM Foi Moi ketika berkeliling di Tanjung Yunderei, Danau Sentani, usai pembukaan Festival Waibu, Selasa (23/11/2021) sore.

[vc_row][vc_column][vc_column_text]SENTANI, jayapurakab.go.id – Bupati Jayapura Mathius Awoitauw menghadiri kegiatan Festival Waibu I tahun 2021 di Tanjung Yo’Nderei, Kampung Doyo Lama, Distrik Waibu, Kabupaten Jayapura, Selasa (23/11/2021).

Acara yang diinisiasi oleh DPD KSBN Papua yang mengusung tema, “Sa Papua, Sa Cinta Budaya”, dihadiri Asisten III Bidang Administrasi Umum Setda Kabupaten Jayapura Timothius J. Demetouw, sejumlah Kepala OPD di lingkup Pemkab Jayapura, Kepala Distrik Waibu Jenny Deda, Ondofolo Kampung Sosiri Boas Assa Enock, Ondofolo Kampung Doyo Lama, para Kepala Kampung dari 7 Kampung di Distrik Waibu dan tamu undangan lainnya.

Bupati Jayapura Mathius Awoitauw saat berkunjung ke lokasi kegiatan festival mengatakan, Festival Waibu merupakan sebuah kebangkitan masyarakat adat dalam mengembangkan pariwisata secara kreatif, sekaligus bukti bahwa masyarakat adat mencintai daerah mereka.

“Ini adalah kreatifitas dari anak-anak muda Jayapura, beberapa waktu lalu kita ketemu. Mereka diskusi dan mereka sampaikan ada rencana-rencana seperti ini, dan saya persilahkan mereka jalan dengan kreatifitas mereka,” ujarnya kepada wartawan di lokasi Festival Waibhu I, Tanjung Yo’Nderei, Kampung Doyo Lama, Distrik Waibu, Kabupaten Jayapura, Selasa (23/11/2021) sore lalu.

Setelah pertemuan tersebut, Bupati pencetus Kebangkitan Masyarakat Adat di Kabupaten Jayapura ini mengaku langsung memerintahkan kepala distrik dan para Ondofolo, untuk melakukan sosialisasi kepada masyarakat agar bisa bersama-sama membicarakan rencana ini.

“Dan ternyata mereka serius, mereka bisa secara mandiri menyelenggarakan itu dengan cara mereka sendiri, anak-anak muda dengan orang di kampung. Saya pikir ini fenomena bagus, bahwa anak-anak muda yang kreatif ini bisa malakukan hal-hal yang besar,” kata Bupati Jayapura.

Kalau ini dikerjakan oleh pemerintah daerah, sambung Bupati Jayapura dua periode ini, tentu biayanya besar. Tetapi, kalau kita menunggu, semua masyarakat menunggu pemerintah nanti datang, itu namanya ketergantungan.

“Jadi biarkanlah masyarakat kreatif dan inovatif untuk membuat kegiatan-kegiatan yang luar biasa seperti ini,” tuturnya.

Lebih lanjut Bupati Mathius mengatakan tujuan dari Festival tujuh kampung di Distrik Waibu ini adalah bagaimana semua pihak bisa melindungi tempat ini tetap asli, untuk kepentingan – kepentingan pariwisata, nanti masyarakat kampung bisa menyediakan sesuatu untuk melayani wisatawan yang datang.

“Ini adalah awal untuk membangkitkan kesadaran baru bagaimana menjaga lingkungan tetap bersih, oleh masyarakat sendiri bagaimana kawasan-kawasan ini tidak dicemari. Dan masyarakat juga bisa selektif, untuk pembangunan-pembangunan yang masuk, kalau yang merusak lingkungan, yah janganlah,” tegas Mathius Awoitauw.

Untuk itu, dirinya berharap festival ini juga terus menyerukan hal itu agar ini tetap terjaga dan masyarakat bisa membuat keputusan-keputusan untuk melindungi dan menata kawasan tersebut, melakukan penanaman pohon atau penghijauan serta menjaga kebersihan.

“Yang terpenting kesadaran masyarakat untuk bagaimana tempat yang indah seperti ini bisa dijaga agar bisa memberikan nilai perekonomian kepada masyarakat,” tukas Bupati Jayapura Mathius Awoitauw di akhir wawancaranya.

Untuk diketahui, Festival Waibu I yang berlangsung di Tanjung Yo’Nderei atau yang dikenal juga dengan sebutan Tanjung Cinta yang terletak di Kampung Doyo Lama, Distrik Waibu ini menampilkan wisata Danau Sentani, Parade Perahu dari 7 kampung, Pameran Budaya dan kuliner, tari-tarian tradisional Papua, lomba permainan tradisional dan hiburan yang diisi oleh artis-artis lokal kenamaan.[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row]

Tinggalkan Balasan