HUT Ke-8 KMA, Yanto Eluay Ajak Masyarakat Adat Bangun Jati Diri

Adat Berita Daerah

Salah satu Tokoh Adat Papua asal Kabupaten Jayapura yang juga Ondofolo Kampung Sereh, Yanto Khomlay Eluay

[vc_row][vc_column][vc_single_image image=”18591″ img_size=”large” add_caption=”yes”][/vc_column][/vc_row][vc_row][vc_column][vc_column_text]SENTANI, jayapurakab.go.id – Memasuki tahun kedelapan, Kabupaten Jayapura secara rutin telah menyelenggarakan HUT Kebangkitan Masyarakat Adat (KMA) yang dirayakan pada tanggal 24 Oktober 2021 lalu.

Perayaan HUT KMA tahun 2021 dilakukan secara serentak di 12 lokasi Wilayah Adat yang ada di Kabupaten Jayapura itu memberikan harapan kepada masyarakat adat untuk tetap mendapat ruang dalam mengatur Sumber Daya Alam nya sesuai dengan kearifan lokal.

Semangat peringatan HUT KMA juga bisa menjadi pemicu masyarakat adat untuk membangun jati dirinya, yang dimulai dari pembenahan kepemimpinan adat hingga ke struktur adatnya.

Tokoh Adat Papua asal Kabupaten Jayapura Yanto Khomlay Eluay mengajak seluruh masyarakat adat untuk mulai membangun jati diri masyarakat adat.

“Harapan kami selaku tokoh adat, mari kita mulai membangun jati diri masyarakat adat. Pertama, kepemimpinan masyarakat adat itu harus dirapihkan. Betul-betul peran adat ini diberikan, sehingga struktur kepemimpinan suku-suku di Kabupaten Jayapura ini mulai di bangun secara baik sesuai dengan histori peradaban masyarakat adat,” bebernya ketika dikonfirmasi wartawan media online ini, kemarin.

Menurut pria yang juga Ondofolo Kampung Sereh, lembaga adat yang telah terbangun dengan baik ini, juga akan berperan dalam mendukung pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintah, terutama terkait dengan pembangunan di wilayah-wilayah adat.

“Sehingga ke depan program-program pemerintah dapat di koordinir, khususnya termasuk wilayah-wilayah atau hak milik masyarakat adat dan Inilah harapan kami. Dengan HUT ke-8 Kebangkitan Masyarakat Adat, banyak hal yang perlu kita benahi, khususnya dalam bagaimana agar masyarakat adat ini juga ikut memberikan andil dalam pembangunan di Kabupaten Jayapura,” tuturnya.

Untuk itu, Tokoh Adat Sentani ini juga memberi apresiasi kepada pemerintah daerah Kabupaten Jayapura yang telah membuat kebijakan-kebijakan atau terobosan-terobosan untuk mendorong kebangkitan masyarakat adat di Kabupaten Jayapura semakin kuat.

“Kita tahu di Kabupaten Jayapura banyak sekali persoalan-persoalan sehubungan dengan tanah-tanah adat. Maka itu, kami harap ke depan hal-hal ini tidak terjadi, karena kapasitas lembaga-lembaga adat ini sudah di bangun secara baik. Sehingga bisa lebih banyak melakukan pelayanan fungsi untuk meminimalisir kejadian-kejadian yang berhubungan dengan program-program pemerintah,” ujarnya.

Lanjut pria yang akrab disapa Ondo Yanto ini menyebutkan, kebangkitan masyarakat adat di Kabupaten Jayapura harus disyukuri, karena negara telah memberi ruang untuk menata pola kehidupan sosial masyarakat sesuai dengan adat yang berlaku.

“Masyarakat adat harus bangkit, bagaimana bisa mengelola Sumber Daya Alam nya untuk berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat adat. Selaku tokoh adat itulah harapan-harapan kami. Dengan peringatan HUT ke-8 KMA, ini merupakan momentum untuk masyarakat adat bangkit mengelola Sumber Daya Alam nya menjadi peningkatan ekonomi khususnya bagi khususnya mensejahterakan masyarakat adat,” bebernya.

“Hal ini perlu dipertahankan sebagai warisan dari para leluhur yang harus tetap terjaga kebersihannya,” tukas Yanto Khomlay Eluay yang juga Ketua Umum Presidium Putra Putri Pejuang Pepera (P5) Provinsi Papua.[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row]

Tinggalkan Balasan