Ini Yang Dilakukan Pemkab Jayapura Dalam Data Pengukuran Angka Stunting

Berita Daerah Ketahanan Pangan Layanan

Kepala Bappeda Kabupaten Jayapura, Parson Horota

SENTANI, jayapurakab.go.id – Pemerintah Kabupaten Jayapura melalui Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Jayapura telah meluncurkan beberapa program terbaiknya untuk mengurangi angka stunting di wilayah Kabupaten Jayapura dengan melakukan 8 aksi bersama OPD terkait, hal itu disampaikan Kepala Bappeda Kabupaten Jayapura, Parson Horota, Jumat, 13/12/2024.

“Adapun hal yang dilakukan Bappeda Kabupaten Jayapura dalam penurunan angka stunting diantaranya, melalui program 1000 hari pertama kehidupan, fokus pada pemberian gizi yang cukup bagi ibu hamil dan anak-anak, pemberian makanan tambahan bergizi, menyediakan makanan bergizi untuk anak-anak dan ibu hamil. Pengawasan kesehatan ibu dan anak, meningkatkan akses ke layanan kesehatan untuk ibu dan anak. Pendidikan gizi, memberikan edukasi gizi kepada masyarakat,” tuturnya.

Untuk Target Pengurangan Stunting Kabupaten Jayapura di tahun 2024 sesuai target nasional adalah kurang dari 14 persen, untuk di Kabupaten Jayapura sendiri memang ada dua alat ukur yang dipakai dalam melihat angka stunting ada dari indikator alat ukur Kementrian Kesehatan RI dan dari alat ukur data lapangan langsung dari Dinas Kesehatan Kabupaten Jayapura.

“Kabupaten Jayapura penanganan stunting sudah masuk aksi ke- 8, dengan dilakukan pengendalian dan evaluasi,” pungkasnya.

Dari teman-teman di Dinkes Kabupaten Jayapura sudah berusaha semaksimal mungkin dalam melakukan penurunan angka stunting Kabupaten Jayapura sesuai dengan arahan Kemenkes, namun bisa dilihat sendiri untuk daerah Kabupaten Jayapura.

“Hal itu kita lakukan menuju ke di Distrik Airu jarak antara Kampung Naira dan Kampung Kamikaru berapa KM, dibiarkan dari Kota Jayapura ke Sentani ini masih lebih jauh lagi, sehingga kalau orang mau mengukur secara total program ini tidak mungkin waktunya cepat, dibutuhkan beberapa Minggu, sehingga teman-teman Dinkes dibantu dengan Puskesmas jika mau ke sana butuhkan waktu lama,” ungkap Parson Horota.

Dan dalam pengukuran juga telah dilakukan dengan menggunakan alat algometri lengkap jadi tetap punya usaha untuk melengkapi data itu.

“Secara umum angka stunting di Kabupaten Jayapura perhitungan secara data lapangan Dinkes Kabupaten Jayapura di lapangan sudah diangkat 13 sekian persen, namun untuk data pengukuran digunakan Kemenkes dengan indikator pengukurannya lebih komplek kita diangka 26 sekian persen, memang beda karena saya pengukuran yang dilakukan Kemenkes lebih komplit jumlah bayi dan balita di setiap kampung tanpa harus melihat faktor kondisi daerah, topografi dan lainnya tapi kita tetap berusaha semaksimal mungkin untuk bisa mengikuti pengukuran yang diminta Kemenkes RI,” jelasnya.

Admin/Editor: Rilva

Penulis: Imel

Tinggalkan Balasan