Jeku Meanggeuw Fafa, Ungkapan Syukur Anak Peranakan Ifar Besar Kepada Seorang Mama

Adat Agenda Berita Daerah

Nampak masyarakat Ifar Besar saat melakukan tari-tarian.

[vc_row][vc_column][vc_column_text]SENTANI, jayapurakab.go.id – Sebagai ungkapan rasa syukur dan terima kasih kepada orang tua terutama orang tua perempuan (Mama), warga peranakan Ifar Besar menggelar perayaan Jeku Meanggeuw Fafa, yang bertempat di Jembatan Kuning (Jeku), Kampung Ifar Besar, Distrik Sentani, Kabupaten Jayapura, Selasa (18/1/2022).

Perayaan yang dilaksanakan setiap awal tahun di bulan Januari ini bertujuan sebagai ungkapan rasa syukur dan terima kasih anak-anak peranakan Ifar Besar atas jasa baik orang tua mereka, sekaligus ungkapan syukur memasuki tahun yang baru.

Kegiatan yang cukup meriah tersebut dihadiri Bupati Jayapura Mathius Awoitauw, S.E., M.Si., sekaligus membuka perayaan tersebut, juga disaksikan para tokoh adat, para Kepala Kampung, Kepala Distrik, Ketua Kadin Kabupaten Jayapura Jaap A. Suebu, M.H., masyarakat dan undangan lainnya.

Ketua Panitia Perayaan Jeku Meanggeuw Fafa, Clinton Suebu menyebutkan acara ini merupakan bentuk ungkapan rasa syukur dan terima kasih anak-anak peranakan Ifar Besar kepada Ibu atau Mama yang telah melahirkan dan merawat mereka (anak-anak Ifar Besar Sentani).

“Jeku Meanggeuw Fafa merupakan bentuk rasa syukur dan terima kasih mengingat jasa baik orang tua terutama ibu atau mama yang bisa melahirkan kita, membesarkan kita dan itu satu kebanggaan tersendiri saja untuk kita peringati,” ungkapnya ketika menjawab pertanyaan wartawan media online ini, di Jembatan Kuning, Kampung Ifar Besar, Distrik Sentani, Kabupaten Jayapura Selasa (18/1/2022) sore.

Sedangkan dominasi warna kuning untuk kostum peserta perayaan, sambung Clinton Suebu karena menyesuaikan dengan ikon masyarakat di Kampung Ifar Besar yang ada di tepian Danau Sentani yaitu, Jembatan Kuning (Jeku). Sehingga menjadikan warna kuning sebagai ciri khas untuk kostum peserta yang hadir.

“Ini hanya untuk memperingati kebaikan orang tua saja, di tradisi dan tatanan adat biasa menggelar perayaan ini untuk menjaga kebersamaan, memupuk kebersamaan untuk pembangunan ke depan dari satu tatanan adat atau satu kampung. Jadi ondofolo wajib melaksanakan kegiatan ini (setiap tahun),” ucap Clinton Suebu didampingi Sekretaris Panitia Maurits Kallem.

Lebih lanjut Clinton sapaan akrabnya mengatakan, jika dalam satu tahun ada pekerjaan yang dilakukan seperti pembangunan rumah, jembatan atau hasil berkebun yang dilakukan, maka saat inilah pesta adatnya, yang biasa diperingati pada awal tahun.

Sedangkan, terkait pelaksanaan acara setiap tanggal 18 Januari merupakan tanggal yang telah ditetapkan dan disepakati bersama dengan masyarakat adat kepada anak peranakan Ifar Besar.

Peserta yang datang, menurut Clinton tidak saja dari Wilayah Sentani dan sekitarnya. Tetapi, juga datang dari penjuru Kabupaten Jayapura, bahkan dari luar Kabupaten Jayapura juga ikut hadir untuk memperingati acara ini.

Dirinya mengakui acara yang dibuka oleh Bupati Jayapura Mathius Awoitauw, diharapkan bisa menjadikan atraksi di setiap kampung yang berkesinambungan dan didesain sedemikian rupa sehingga menjadi atraksi wisata, menjadi daya tarik wisata, supaya setiap tahun lebih menarik lagi.

“Bupati dalam pesannya meminta atraksi ini, biarpun tradisi namun harus di-manage lebih baik lagi sebagai daya tarik wisata di Kabupaten Jayapura,” pungkasnya.

Jeku Meanggeuw Fafa tahun ini merupakan tahun ketiga dilaksanakannya event tersebut. Dan, harapannya setiap tahun akan lebih baik lagi, dalam memupuk persaudaraan dan kebersamaan, serta lebih kompak lagi antar sesama anak peranakan Ifar Besar Sentani.[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row]

Tinggalkan Balasan