[vc_row][vc_column][vc_single_image image=”14642″ img_size=”large”][/vc_column][/vc_row][vc_row][vc_column][vc_column_text]SENTANI, jpr – Pasangan usia subur di Kampung Muaif Distrik Demta cuma 16 pasangan. Tapi semuanya sudah mengikuti program keluarga berencana. Sudah sedikit penduduknya, tidak ada yang mau melahirkan.
PAPAN pengunjung Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) Tendu Debu Kampung Muaif tergantung dalam ruangan sekira dua kali dua meter dengan rapi di lantai dua kantor Kampung Muaif Distrik Demta Kabupaten Jayapura. Papan itu mencatat informasi mengenai jumlah ibu hamil, jumlah bayi dan Balita yang terlayani di Posyandu, termasuk catatan mengenai perempuan usia subur, pasangan usia subur serta periode pelayanan Posyandu perbulan dan pertahun.
Data pengunjung terakhir yang tertulis di papan itu Juli 2016. Menurut catatan di papan itu hanya ada satu kelahiran baru, seorang anak perempuan pada Mei 2016. Dan seorang anak laki-laki berusia dua tahun yang diperkirakan lahir pada Juli 2015. Kedua Balita itu yang dibawa ibunya untuk ditimbang pada Juli 2016. Sementara 2017 dan selanjutnya tidak ada catatan.
Berdasarkan catatan di papan itu, sepanjang Januari 2016 hingga Selasa, 21 November 2017 tidak ada catatan mengenai kelahiran baru. Dalam kurun dua tahun itu, hanya ada pelayanan bagi dua anak itu saja. Yaitu seorang anak perempuan dan seorang anak laki-laki. Tidak ada kelahiran di 2017 yang tercatat di papan itu.
Berdasarkan usia anak nol sampai lima tahun yang tercatat di papan itu, laki-laki ada enam anak dan perempuan sembilan anak. Total 15 anak Balita ini yang terlayani di Posyandu Muaif sejak Januari hingga Juli 2016.
Sementara catatan pelayanan Posyandu pada Agustus 2016 hingga November 2017 tidak terlihat di papan itu. Jumlah kepala keluarga di Kampung Muaif per-Selasa 21 November 2017 sebanyak 33 kepala keluarga.
“Dari jumlah itu, sebanyak 16 kepala keluarga tercatat sebagai pasangan usia subur (PUS) dan 19 wanita usia subur (WUS). “Tapi semuanya sudah ikut program KB, sehingga kelahirannya jarang. Kenapa orang kawin lalu tidak mau melahirkan? Itu yang saya tidak tahu”, ujar Agustina Padwa, ibu delapan anak yang bertugas di SD Negeri Muaif sejak 1988 hingga kini.
“Tidak adanya kelahiran baru sangat berpengaruh pada menerimaan murid baru di SD Negeri Muaif. Jumlah murid kelas satu pada tahun ajaran 2017 hanya lima anak. Sementara murid kelas dua hanya dua anak. Berarti pada tahun ajaran 2018 tidak ada murid baru yang masuk di kelas satu SD Negeri Muaif? “Ada dua anak yang masuk kelas satu pada tahun ajaran baru 2018. Sekarang ini mereka sedang belajar di PAUD”, ujar Agustina Padwa saat ditemui di rumahnya di Muaif.
Jumlah penduduk di Kampung Muaif sebanyak 156 jiwa, dengan jumlah kepala keluarga sebanyak 33. Tidak ada penambahan penduduk baru dari 33 kepala keluarga ini. Sebab, dari jumlah kepala keluarga yang ada itu, sebanyak 17 kepala keluarga sudah melewati masa subur dan sebanyak 16 pasangan usia subur telah mengikuti program keluarga berencana. Penduduk Muaif semakin tipis. Tidak adanya pasangan usia subur yang akan melahirkan ini juga membuat tidak ada penerimaan murid baru di SD Negeri Muaif pada tahun ajaran 2018, 2019 dan seterusnya. Kampung Muaif tanpa generasi baru.[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row]
Very good article! We will be linking to this great post on our website. Keep up the good writing. Please Visit out website PTS Terbaik
Semoga berhasil programnya