[vc_row][vc_column][vc_single_image image=”18406″ img_size=”large” add_caption=”yes”][/vc_column][/vc_row][vc_row][vc_column][vc_column_text]SENTANI, jayapurakab.go.id – Papeda merupakan makanan khas Papua yang legendaris dan memiliki nilai gizi tinggi. Papeda bagi masyarakat Papua adalah makanan pokok sebagai sumber karbohidrat yang disajikan dengan lauk, seperi ikan kuah kuning.
Papeda bergizi tinggi mengingat olahannya yang masih alami kemudian ditambah dengan ikan yang tinggi protein dan berbagai macam rempah yang digunakan sebagai bumbunya.
Salah satu warga Mimika yang juga pegawai Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Mimika, Jane, menjelaskan meski cara membuat Papeda sama, namun cara memakannya di setiap daerah di Papua berbeda.
“Kalau di daerah Jayapura di kampung suami saya, cara makan Papeda diseruput. Sedangkan di kampung saya beda lagi, diambil dari sini (tempat isi Papeda) langsung dimakan. Jadi di setiap daerah berbeda cara makan Papedanya,” kata Jane Sabtu (2/10/2021) saat menunjukkan keahliannya sebagai Koki Papeda yang ciamik.
Untuk masyarakat Papua, Papeda biasanya disimpan di atas seng beberapa lama. Jika sudah lebih dari tiga hari semakin bagus, bahkan ada yang satu minggu. Papeda sendiri kata Jane, di percaya selain sumber karbohidrat sehat, juga bisa menetralisir paru-paru.
Jane mengatakan Papeda biasanya disajikan dengan ikan kuah kuning. Ikan yang digunakan bisa menggunakan ikan kakap juga gurame. Sedangkan untuk Papeda langsung mengambil dari pohon sagu, langsung dikerok.
Kemudian dialiri dengan air dan langsung ditampung di baskom. Setelah direndam dan sagu mengedap dibawah, airpun dibuang dan endapan sagu langsung diberi air mendidih.
“Setelah itu langsung diaduk hingga bening dan menjadi papeda yang siap disantap bersama ikan kuah kuning. Saya makan nasi juga tapi kalau orang tua harus sagu. Jika di tempat orang tua pasti selalu sedia sagu,” kata Jane.
Sumber: infopublik.id
[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row]