[vc_row][vc_column][vc_single_image image=”16525″ img_size=”large”][/vc_column][/vc_row][vc_row][vc_column][vc_column_text]SENTANI, jayapurakab.go.id – Proses penyelenggaraan pemerintahan di kampung adat selama ini sudah jalan. Tetapi mereka masih kaku. Karena itu, kita perlu orang yang punya pemahaman yang baik untuk menjadi pendamping Pemerintahan Kampung Adat.
Kesulitan percepatan masyarakat adat karena masyarakat dengan dunianya sendiri dan birokrasi dengan dunianya sendiri, belum ada pemahaman bersama, masih kaku dan bingung, terjadi beda pemahaman, Organisasi Perangkat Daerah lambat tanggap, OPD sulit menterjemahkan visi misi Bupati yang tertuang dalam RPJMD, serta berbagai kendala lainnya. Sehingga penyelenggaraan Pemerintahan Kampung Adat belum berjalan lancar seperti kampung-kampung lain.
Bupati Jayapura Mathius Awoitauw juga berharap kampung adat harus menjadi pusat kajian akademi dan juga menjadi tempat praktek mahasiswa tingkat akhir. Karena itu, Pemerintah Kabupaten Jayapura telah menjalin kerjasama dengan Universitas Cenderawasih Jayapura untuk mahasiswa tingkat akhir melakukan praktek di kampung-kampung adat di Kabupaten Jayapura. Mahasiswa yang akan praktek di kampung-kampung adat adalah mahasiswa FISIP dan Antropologi.
“Pemerintahan Kampung Adat perlu pendampingan. Kita perlu orang yang punya pemahaman yang baik untuk menjadi pendamping Pemerintahan Kampung Adat. Proses penyelenggaraan pemerintahan di kampung adat selama ini sudah jalan, tetapi mereka masih kaku,” ujar Mathius Awoitauw di Sentani pada Jumat (8/1/2021) lalu.[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row][vc_row][vc_column][vc_media_grid grid_id=”vc_gid:1617156510162-164f3e68-dd6d-4″ include=”16526″][/vc_column][/vc_row]