Sentani Jpr, Lokakarya Pengembangan Strategi Regio Papua 2016-2019 Wahana Visi Indonesia (WVI) yang di laksanakan di hotel Grand Abe, di Abepura pada hari Selasa, 09 Februari 2016.
Para undangan antara lain : Bupati Kabupaten Jayapura, Mathius Awoitauw, SE, M. Si, Tim Wahana Visi Indonesia , Direktur Pengembangan Transformatif, Chris Sukom, Regional Manajer, Charles Sinaga, dan para peserta lokakarya.
Bupati Kabupaten Jayapura, Mathius Awoitauw, SE, M. Si, sambutannya mengatakan kita berterima kasih kepada Wahana Visi Indonesia ( WVI ) yang memberikan atau menyusun renstra untuk pelayanan di Papua, jadi di sisi pemerintah kita coba memberikan sedikit informasi berhubungan dengan kekhususan Papua, jadi ini bisa menjadi sedikit pengalaman yang juga kita kerjakan di Kabupaten Jayapura.
“Tentunya bahwa dari tukar pikiran ini informasi-informasi akan digunakan untuk bagaimana menyusun program mereka untuk jangka menengah 5 tahun kedepan. Untuk di Papua yang hadir dari berbagai daerah tetapi secara pro-visi mereka akan menyusun suatu strategi yang besar, kita juga berterima kasih pemerintah juga diberikan kesempatan untuk memberikan informasi dan dialog supaya muda-mudahan ini bermanfaat untuk kerja sama kita pemerintah, LSM dan lembaga-lembaga lain memberikan perhatian kepada pembangunan sumber daya manusia di provinsi Papua,”ucapnya.
“Kita sudah lakukan 2 tahun lalu Kabupaten Jayapura menuju layak anak, kampung anak. Kenapa kampung karena sejumlah kewenangan negara sudah ke kampung, kampung harus mandiri dan mengelola dan menjalankan banyak hal yang sesuai untuk menjawab kebutuhan kebutuhan mereka. Dan ada kerja sama bagi pihak dimana siapa saja terutama Lembaga Swadaya Masyarakat, pemerintah juga memberikan ruang serta kerja sama. Kampung juga sudah memiliki program-program yang jelas juga pendidikan, kesehatan dan pemberdayaan-pemberdayaan lain. Tinggal semua penguatan atau kekuatan ini bisa berintegrasi baik oleh pemerintah, gereja maupun lembaga-lembaga lainnya,”ucapnya.
“Supaya apa yang kita harapkan terutama sumber daya manusia usia dini anak-anak kampung ini bisa mendapat kesempatan dan hal-hal untuk masa depan yang baik. Kita juga kerja sama dengan Yayasan Indonesia Cerdas, sekarang sedang melakukan kegiatan di Jakarta dan juga ada beberapa pihak yang ikut melakukan pelatihan yang mereka rekrut nanti adalah K2 dan beberapa orang yang kita juga siapkan dari sini memfasilitasi untuk rekrut seterusnya. Setelah di rekrut apa disini atau di sana atau di dalam Papua atau di Jakarta nantinya akan masuk dalam proses pelatihan,”harapnya.
“Juga informasi penguatan kapasitas bagaimana mereka ada di kampung akan bekerja , mudah-mudahan ini bisa berjalan dengan proses-prpses yang kita harapkan kedepan. Tenaga guru yang kita dapat 130 orang, tenaga medis 100 orang sedang yang sudah ada 70 orang tetapi akan bertambah menjadi 100 orang, ada juga tenaga IT dan tenaga akuntansi. Dan juga banyak dana yang turun kampung harus ada pengontrolan kepada orang-orang yang berkapasitas untuk mengelolanya.Banyak teman-teman yang punya pengalaman mengelola serta perlu pembinaan-pembinaan terhadap anak-anak kampung, dengan adanya lokakarya Wahana Visi Indonesia dapat memberikan masukkan serta kerja sama dan kontribusi dan pikiran-pikiran yang dapat tercapai dengan waktu yang ada,”tutupnya.
Direktur Pengembangan Transformatif Wahana Visi Indonesia, Chris Sukom, sambutannya mengatakan kami memilih Bupati Jayapura karena ada beberapa prinsip pengembangan masyarakat yang sama dengan prinsip-prinsip yang kami miliki juga. Kami menetapkan pengembangan transformatif ada tiga (3) hal , yaitu pengembangan: (1). Partisipasi masyarakat harus nyata, (2). Fokus kepada anak, (3). Pengembangan berbasis nilai.
“Ketika kami menyampaikan pikiran-pikiran ini, hal itu sejalan dengan konsep membangun dan arahan yang Bupati Jayapura, Mathius Awoitauw, SE., M.Si, ingin kembangkan dengan memastikan partisipasi masyarakat untuk mengangkat kembali nilai-nilai kearifan lokal yang ada dan mempertahankan nilai-nilai yang baik, yang bisa menjadi potensi utama bagi masyarakat untuk terlibat dalam pembangunan, sehingga orang akan melihat bahwa orang Papua juga mempunyai potensi, bukan saja fisik, mental tetapi juga nilai-nilai budaya serta spiritual yang luar biasa untuk membangun dirinya.” Tutupnya.
[envira-gallery id="2946"]