Sentani, Jpr – Sorak-sorai kegembiraan terlihat jauh diatas perahu yang dipadati oleh puluhan orang yang hendak menuju ke Kampung Ayapo saat membawa bahan makanan untuk membayar ganti rugi kepala oleh masyarakat Puay-Yokiwa kepada keluarga Pulalo-Deda di Kampung Ayapo, Distrik Sentani Timur, pada hari Senin tanggal 01 Februari 2016.
Bupati Jayapura, Mathius Awoitauw, SE., M.Si yang merupakan anak dari Kampung Yokiwa juga hadir dan menyaksikan prosesi pembayaran yang telah berlangsung turun temurun itu, mengatakan “pembayaran itu dilakukan karena kepala suku Pulalo yang beberapa waktu lalu telah meninggal dunia, dilahirkan oleh ibu yang berasal dari Kampung Puay-Yokiwa. Sebab itu, telah menjadi kewajiban dari masyarakat adat Kampung Puay-Yokiwa untuk memberi makan kepada keluarga Pulalo-Deda di Kampung Ayapo. Aktivitas ini merupakan bagian dari kampung ada yang telah dicanangkan di Kampung Ayapo.” Katanya.
“Masyarakat dari Kampung Puay datang dengan Isolo membawa makanan sebagai tanda memulainya pembayaran kepala Almarhum Esau Pulalo, karena ibunya dari Puay,” ucapnya.
“Perkawinan yang terjadi ini antara pimpinan adat sehingga hal ini begitu penting dilakukan dan dihargai sedemikan rupa. Dari sisi pemerintah, karena kita canangkan ini sebagai kampung adat, sehingga kebesaran ondofolo itu melekat dalam berbagai atribut, berbagai perayaan ritual adat yang melekat dalam kehidupan adat itu sendiri,” jelasnya.
“Pemerintah melihat tradisi ini perlu dikembangkan, dilestarikan dan mungkin ada nilai-nilai baik yang muncul dalam perayaan bersama ini. Bagaimana menjaga kerukunan, kekeluargaan, kebersamaan yang pernah ada dan dengan hubungan perkawinan itu penting,” imbuhnya.
Kepala Suku Puhili, Leo Puhili saat mewakili keondoafian Kampung Ayapo menyampaikan Kegiatan ini adalah Isolo, yakni acara kedua kampung antara Puay-Yokiwa dan Ayapo. Orang Puay-Yokiwa tadi mulai membawa babi, membawa atribut adat itu karena kemarin, disini ada peristiwa kematian kepala suku besar Pulalo. Karena ibu yang melahirkannya adalah orang Puay,” jelasnya.
“Oleh sebab itu wajib hukumnya, orang Puay memberi makan kepada Keluarga Pulalo-Deda yang berduka. Makan makanan ataupun babi yang mereka bawa tidak boleh diam-diam tetapi harus buat isyarat lewat Isolo sebagai tanda bahwa hari ini proses pembayarannya,” paparnya.
“Ondoafi Puay-Yokiwa membawa makanan dan ondoafi Ayapo berkewajiban untuk membayar yang dapat dilakukan dengan gelang batu. Gelang batu sangat mahal dan proses adat yang melekat harus dilakukan dan dapat kita lihat orang Puay-Yokiwa antar dengan tari-tarian dan berbagai macam syarat adat dilakukan untuk keluarga besar ondoafi di Ayapo,” tutupnya.
[envira-gallery id=”2964″]