SENTANI, jayapurakab.go.id – Majelis Rakyat Papua (MRP) melakukan rapat penjaringan aspirasi tentang efektivitas pemanfaatan dana otonomi khusus (Otsus) bagi Orang Asli Papua di Provinsi Papua yang dihadiri langsung oleh Bupati Jayapura, Dr. Yunus Wonda dan Wakil Bupati Jayapura, Haris Richad Yocku, Ketua DPRK Jayapura, Tokoh Adat, dan masyarakat, di lokasi Hutan Huruwakha Sentani, Rabu, 23/04/2025.
Kegiatan ini merupakan bagian dari penjaringan aspirasi masyarakat yang dilakukan oleh Anggota Majelis Rakyat Papua (MRP) Pokja Perempuan, dalam rangka mengevaluasi pemanfaatan dana otonomi khusus (Otsus) bagi Orang Asli Papua.
Anggota Majelis Rakyat Papua (MRP) Pokja perempuan, Febiolla Irianni Ohei akan mendorong lahirnya peraturan daerah dan peraturan daerah khusus yang fokus pada pengembangan dan perlindungan komoditas lokal Papua khususnya sagu. Febiolla mengungkapkan adanya dukungan dari berbagai pihak terutama pemerintah Belanda untuk menjalin kerjasama internasional dalam riset dan pengembangan sagu agar bisa dikenal luas di pasar global.
Febiolla juga meminta dukungan dari pemerintah daerah baik eksekutif maupun legislatif termasuk Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM dalam hal ini perizinan dan regulasi yang dibutuhkan guna memperkuat kolaborasi riset dan ekspor sagu ke luar negeri.
“Pemanfaatan dana otonomi khusus seharusnya diarahkan untuk pengembangan potensi lokal seperti sagu serta mendukung keberlangsungan ekonomi masyarakat kampung, menyoroti pentingnya perlindungan terhadap pedagang lokal dari banyaknya minimarket,” paparnya.
Di tempat yang sama, Bupati Jayapura, Dr. Yunus Wonda, S.H., M.H., mengajak seluruh masyarakat untuk kembali menanam pohon sagu, hal itu dilakukan dalam upaya menjaga ketahanan pangan lokal dan melestarikan Sumber Daya Alam khas Papua.

“Jadi semua kita (masyarakat) harus menanam sagu untuk masa depan anak cucu kita, jangan sampai kita mengalami krisis sagu di kemudian hari, apalagi sagu adalah makanan pokok identitas orang Papua,” ujarnya.
Orang nomor satu di Kabupaten Jayapura ini mengungkapkan keprihatinannya sebab saat ini semakin berkurangnya pohon sagu akibat alih fungsi lahan menjadi kawasan perumahan dan pembangunan lainnya.
“Kita lihat sekarang banyak pohon sagu yang mulai hilang karena daerahnya sudah dibuka untuk perumahan, padahal sagu itu butuh waktu belasan tahun untuk bisa dipanen,” terangya.
Yunus Wonda menegaskan pentingnya menjadikan sagu sebagai bagian dari program strategis daerah, mengingat sagu tidak hanya bernilai sebagai bahan pangan, tetapi juga memiliki potensi ekonomi yang besar.
“Banyak keunggulan sagu yang bisa diolah menjadi berbagai produk makanan, menjadi perhatian kita sagu tidak boleh hilang, bahkan saat ini sagu dari Sentani sudah diekspor ke negara lain,” ungkapnya.
“Untuk menjaga kelestarian sagu, Pemerintah Kabupaten Jayapura akan segera merancang program wajib tanam sagu untuk memanfaatkan lahan-lahan kosong. Mulai tahun depan, kami akan dorong agar setiap warga wajib tanam sagu. Kita bicara 20 hingga 40 tahun ke depan. Kita harus siapkan dari sekarang,” tambahnya menjelaskan.
Admin/Editor: Rilva
Penulis: Imel

