SENTANI, jayapurakab.go.id – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Papua menyebutkan umumnya masyarakat di Indonesia dan khususnya di Papua sudah mengakses produk jasa keuangan, tapi tidak sedikit yang tertipu investasi bodong karena masih rendahnya literasi keuangan terhadap produk jasa keuangan.
Disampaikan, Kepala OJK Papua Fatwa Aulia dihadapan peserta sosialisasi dan edukasi membangun masyarakat cerdas finansial yang diikuti sejumlah ASN di lingkup Pemerintah Kabupaten Jayapura perwakilan dari masing-masing OPD, di Aula Lantai II Kantor Bupati Gunung Merah, Sentani, Kamis (20/2).
Fatwa Aulia menyampaikan, dari Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) Tahun 2024 diketahui indeks literasi keuangan sebesar 65,43 persen sedangkan inklusi keuangan capai 75,02 persen, data tersebut menunjukkan masyarakat Indonesia sudah cukup memiliki akses keuangan.
“Tetapi tingkat literasinya masih rendah dan masih belum paham, jadi untuk itulah kami gencarkan sosialisasi mengenai literasi keuangan agar masyarakat paham produk keuangan aman dan legal,” jelasnya.
Masih rendahnya literasi keuangan terhadap produk jasa keuangan masyarakat mudah dimanfaatkan oleh oknum tertentu, akibatnya tidak sedikit masyarakat terjerumus produk jasa keuangan ilegal atau bodong.
“Dalam suatu literatur disebutkan bahwa ada tiga tingkatan literasi keuangan, basic money manajemen, merencanakan keuangan dan investasi,” terangnya.
Kata Fatwa Aulia, sebagai ASN dan profesional pegawai, sudah seharusnya berada di tingkat tiga yang sudah paham investasi produktif seperti pasar modal dan asuransi.
“Harus terus mengasah diri ikut kegiatan literasi seperti saham, reksa dana, supaya dapat waspada terhadap segala bentuk program keuangan ilegal dan investasi ilegal yang kian marak di masyarakat,” paparnya.
Admin/Editor: Rilva
Penulis: Fuad