SENTANI, jayapurakab.go.id – Gabungan Organisasi Wanita (GOW) Kabupaten Jayapura menilai penyelenggaraan Festival Danau Sentani (FDS) XIV Tahun 2024 yang telah berlangsung selama lima hari sejak pembukaan Rabu (19-23). Sejak kepemimpinan Penjabat (Pj) Bupati Jayapura, Triwarno purnimo telah mengembalikan event festival budaya ini ke tanggal yang semula itu adalah tanggal 19 Juni hingga 23 Juni.
Untuk itu, dirinya berharap untuk kegiatan FDS ini tetap dipertahankan tanggal pelaksanaannya di event-event festival budaya dan seni di tahun mendatang.
Sehingga kegiatan FDS ini dapat kembali masuk dalam Kharisma Event Nasional (KEN) di Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) RI.
Selaku Anggota Majelis Rakyat Papua (MRP) yang mewakili komunitas masyarakat adat dalam hal ini khusus perempuan adat ini juga menilai dan melihat event FDS ini dari segi nuansa acara dan sebagainya itu tidak terlalu bernuansa adat.
“Adapun yang menjadi masukan, FDS ini kita menampilkan budaya-budaya yang ada atau yang sudah mulai hilang dan terkikis oleh jaman. Sehingga budaya-budaya seperti itu harus diangkat dan juga ditampilkan kembali, tetapi sekarang ini sudah tidak ada yang ditampilkan,” ungkap Orpa Nari.
Apa yang menjadi makna FDS XIV memperkenalkan budaya yang tersisih atau sudah tidak bernilai adat juga.
Kemudian, masyarakat adat yang perlu mendapatkan ruang yang pasti atau kepastian terkait apa yang dilaksanakan oleh pemerintah daerah dalam rangka pendapatan ekonomi keluarga.
Dari sisi pemerintah daerah itu, kata Orpa Nari, pemungutan retribusi pajak dan lokasinya yang dipersiapkan itu agar masyarakat atau dari pihak organisasi bisa menyewa tempat-tempat yang sudah disiapkan panitia pelaksana dengan harga terjangkau.
“Dari dialog yang dilakukan, dari pembukaan-pembukaan hingga hari ini masyarakat yang menyewa stand-stand dengan harga Rp 1.500.000 itu pendapatannya sangat minim sekali karena pengunjung sepi,” ucapnya.