Sentani, Jpr – Pembukaan Pameran Dalam Rangka Peringatan Hari Ulang Tahun Kebangkitan Masyarakat Adat (KMA) Kabupaten Jayapura yang Ke-5 Tahun 2018, berlangsung pada Selasa, 23 Oktober 2018, di Lapangan Mandala, Genyem Kota, Distrik Nimboran, Kabupaten Jayapura.
Kegiatan pameran yang dibuka oleh Wakil Bupati Jayapura, Giri Wijayantoro, ini dihadiri oleh Pimpinan Perangkat Daerah di Lingkungan Pemkab Jayapura, Kepala Distrik Se-Kabupaten Jayapura, Forkopimda Kabupaten Jayapura, Tokoh Adat, Tokoh Masyarakat, Tokoh Perempuan,
Masyarakat/Paguyuban dan insan pers.
Bupati Jayapura, Mathius Awoitauw, SE, M.Si dalam sambutannya yang dibacakan oleh Wakil Bupati Jayapura, Giri Wijayantoro, menyampaikan bahwa Pelaksanaan Hari Ulang Tahun Kebangkitan Masyarakat Adat pada tanggal 24 Oktober merupakan
keseriusan pemerintah Kabupaten Jayapura terhadap upaya mendekatkan pelayanan penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan pemberdayaan masyarakat.
“dalam berbagai pendekatan pembangunan diberbagai sektor baik mental dan spiritual untuk mengembalikan kejayaan maupun jati diri masyarakat asli dengan hadirnya kampung – kampung asli supaya sungguh-sungguh kita mengenal kembali, menyadari kembali betapa potensi diri kita dalam masyarakat adat mempunyai wilayah atau lingkungan yang adalah diri kita sendiri supaya ada rasa tanggung jawab itu dipelihara dengan baik, atau dilindungi bahkan terus dilestarikan,” tambahnya.
“Saya sangat percaya bahwa melalui Ulang Tahun Kebangkitan Adat yang kelima ini eforia atau semangat untuk membangkitkan diri kita sebagai masyarakat adat maupun komunitas masyarakat adat yang memiliki nilai-nilai dan norma tatanan hidup yang berlangsung turun temurun bahkan mengandung nilai sakral juga saksi yang begitu dipegang teguh oleh masyarakat adat, inilah yang dimaksud dengan kearifan lokal yang tentunya tidak dimiliki oleh masyarakat adat lain,” ungkapnya.
“Pada kesempatan ini, selaku bupati Jayapura ingin menyampaikan beberapa hal terkait dengan kebangkitan masyarakat adat sebagai berikut: Bahwa program/kegi
atan hari ulang tahun kebangkitan adat kelima telah diawali dengan seminar/diskusi nasional pada tanggal 22 Oktober 2018 di Hotel Grand Allison dan telah merekomendasikan hal-hal penting, yaitu pertama, Upaya/peran serta masyarakat adat dalam pembangunan di Kabupaten Jayapura,”ungkapnya.
“Kebijakan Pemerintah dalam pembentukkan ke-36 kampung adat yang terus didiskusikan guna kebaikan dan penyempurnaan terkait regulasi pendukung lainnya oleh pemerintah
pusat dan provinsi Papua. Hak-hak masyarakat ada secara khusus pemetaan tanah-tanah komunal seiring/sejalan dengan pemanfaatan tata ruang daerah Kabupaten Jayapura,” lanjutnya.
“Kedua, Kegiatan Pameran Adat yang pada hari ini Selasa, 23 Oktober 2018, akan dibuka namun makna sesungguhnya dalam pameran yang berlangsung ini adalah dengan tujuan untuk memperkenalkan budaya kita, baik ukiran/seni pahat, maupun tari-tarian serta kreatifitas lainnya yang perlu diangkat dan dikembangkan sebagai investasi keahlian khusus yang pada hakikatnya memberi nilai tambah dari sisi ekonomi,” jelasnya.
“Ketiga. Ibadah syukur pada hari rabu, 24 Oktober 2018 sekaligus penutupan dan ibadah syukur merupakan rangkaian keseluruhan acara yang patut kita panjatkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas pelaksanaan acara yang dapat berlangsung denga baik,” katanya.
“Saya ingin berpesan kepada seluruh pimpinan-pimpinan adat dan seluruh masyarakat adat bahwa dengan semangat Hari Ulang Tahun Kebangkitan Adat kelima tahun 2018, marilah kita bersama-sama berkomitmen didalam hati kita, pikiran kita, tindakan yang nyata bagi masyarakat adat dan Negara Kesatuan Republik Indonesia untuk mengembalikan atau merajut jati diri kita dan yang pasti kita akan meraih kejayaan bersama demi kemakmuran dan kesejahteraan,”tutupnya.