Sentani, Jpr- Bupati Jayapura, Mathius Awoitauw, SE., M.Si menerima kunjungan dari Bagian Arkeologi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang ada di Provinsi Papua, di ruang VIP Bupati, pada Senin, 12 Februari 2018.
Bupati Jayapura, Mathius Awoitauw, mengungkapkan bahwa situs-situs sejarah yang menjadi kajian peneliti ini sangat menarik dan penting menjadi dasar ketika kita berbicara tentang kebangkitan adat.
“Mereka ada punya kajian-kajian dibeberapa situs yang ada di Kabupaten Jayapura, dan ini sangat menarik. Karena dari hasil penelitian itu ada banyak informasi tentang kebudayaan orang Sentani dan orang Jayapura,” ungkapnya.
“Maka dari hasil-hasil kajian kerjasama dengan arkeologi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan ini, akan menjadi bahan- bahan ajar juga untuk pelajaran Muatan Lokal (Mulok) bagi anak-anak di tingkat SMP,” jelasnya.
“Kita sudah mendapat beberapa buku untuk muatan lokal. Tinggal nanti ada surat dari bupati untuk menyampaikan kepada dinas dan sekolah-sekolah untuk dijadikan bahan ajar muatan lokal,” katanya.
“Memang Informasi-informasi ini banyak yang tidak terekspose karena tidak ada pihak yang menggali dan meluruskan sejarah-sejarah itu dari benda-benda budaya yang menjadi informasi tentang perjalanan suatu etnis. Kita berharap ini bisa menjadi satu tim kerja yang bersama-sama dengan mereka untuk terus kita dorong dan dijadikan sebagai sesuatu yang penting di tengah-tengah masyarakat,” tutupnya.
Selain itu, Gusty Made Sudarnika, Kepala Badan Arkeologi Papua menyampaikan bahwa pertemuan tersebut ada kesepakan untuk mengelola sumber daya budaya yang ada di Kabupaten Jayapura, khususnya yang ada di Kampung Doyo Lama
“Bupati juga minta kita bersama instansi terkait untuk membuat persiapan-persiapan, strategi yang bisa dikembangkan dalam upaya pengelolaan megalitik yang ada di Kabupaten Jayapura. Sehingga ini menjadi warna sebuah hasil budaya yang harus kita lestarikan, serta bagaimana menghormati binatang, tumbuhan yang diapresiasikan dalam bentuk lukisan-lukisan itu,” ungkapnya.