[vc_row][vc_column][vc_single_image image=”15993″ img_size=”large” add_caption=”yes”][/vc_column][/vc_row][vc_row][vc_column][vc_column_text]SENTANI, jpr – Dampak wabah Covid-19 saat ini, upaya Pemerintah Daerah terus dilakukan dalam proses percepatan dan penanganan dampak yang terjadi di tengah masyarakat.
Salah satu upaya yang dilakukan adalah pengembangan bidang pertanian sebagai kekuatan pangan bagi masyarakat tetapi juga daerah.
Kepala Badan Penyuluh Pertanian (BPP) Distrik Yapsi, Kanisius Mantul mengatakan, pihaknya bersama warga tani di daerah itu telah menyiapkan lahan seluas 230 hektar untuk ditanami tanaman jagung hibrida.
Selain itu, ada juga lahan seluas 2 hektar untuk tanaman bawang daun, dan 100 hektar untuk tanaman ubi jalar.
“Lahannya sedang digarap oleh masing-masing kelompok tani saat ini yang tersebar di enam kampung di Yapsi,” ujar Kanisius saat dihubungi melalui jaringan teleponnya di Sentani, Kamis (21/5).
Dikatakan, program ketahanan pangan bagi Distrik Yapsi saat ini sudah dilakukan penanaman tanaman jahe seluas dua hektar, dan tanaman kelor sebanyak 1400 koker.
Untuk program ketahanan pangan, kata Kanisius, ada 27 kelompok tani yang tersebar di enam Kampung (Purnama Jati, Ongan Jaya, Nawamukti, Takwa Bangun, Nawa Mulia, dan Bumisahaja) yang akan melaksanakan tugas pengelolaan tanaman pertanian tersebut.
“Tanaman pertanian jangka pendek ini sebagai langkah mengantisipasi dampak Covid-19 bagi masyarakat, secara khusus di bidang pertanian sebagai langkah menyiapkan ketersediaan pangan lokal,” jelasnya.
Secara terpisah, Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura (Distan TPH) Kabupaten Jayapura, David Zakaria Kondobua mengatakan, program ketahanan pangan yang diinisiasi oleh BPP Yapsi dalam menghadapi wabah Covid-19 saat ini sangat baik, karena memanfaatkan jenis tanaman jangka pendek.
Sementara untuk realisasi hasil panen ke pasaran, akan melibatkan pihak Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) tetapi juga Badan Usaha Milik Kampung (BUMK), sehingga hasil panen bisa disalurkan kepada yang membutuhkan.
“Untuk umbi-umbian bisa 130 hari, padi 100 hari, jagung 60 hari, sayur mayur 30 hari, sehingga hanya membutuhkan kesiapan petani untuk dapat mengelolanya dengan baik,” pungkasnya.[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row]