[vc_row][vc_column][vc_single_image image=”15848″ img_size=”large” add_caption=”yes”][/vc_column][/vc_row][vc_row][vc_column][vc_column_text]SENTANI, jpr – Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Yowari, Petronela Risamasu mengatakan, kebijakan isolasi mandiri yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Jayapura dalam menangani pasien positif Covid-19 hanya diperlakukan khusus bagi pasien yang terdeteksi tanpa gejala.
“Ini merupakan satu strategi baru untuk penyembuhan. Karena terbukti ada beberapa pasien positif Covid-19 tanpa gejala yang berhasil dideteksi kemudian dilakukan isolasi Mandiri ternyata lebih cepat dalam proses penyembuhannya,” kata Direktur RSUD Yowari, Petronela Risamasu, Senin (13/7).
Dia mengatakan, untuk menekan penyebaran Covid-19 ini, masyarakat diminta bisa bekerjasama dengan menerapkan protokol kesehatan yang sudah ditetapkan oleh pemerintah.
“Yang terpenting ada kerjasama dengan anggota keluarga dan semua harus mentaati protokol kesehatan. Untuk isolasi Mandiri ini khusus orang tanpa gejala dan pasien yang masih dalam kategori ringan,” katanya.
Sejauh ini belum ada obat khusus yang diberikan terhadap para pasien Covid-19 yang sedang menjalani perawatan maupun yang sudah dinyatakan sembuh. Namun menurutnya yang telah membuat sembuh sebagian besar pasien positif Covid-19 di Kabupaten Jayapura itu, paling utama ketaatan dalam mengikuti anjuran medis kemudian mengkonsumsi vitamin dan obat-obatan lain yang sudah direkomendasikan.
“Kemudian semangat dari pasien dan dukungan keluarganya. Dengan tracing yang masif, kita bisa temukan lebih dini pasien OTG. Jadi itu juga mempercepat penyembuhan. Jadi isolasi Mandiri merupakan salah satu strategi, bagi yang tanpa gejala maupun ringan,” tuturnya.
Dia menjelaskan dalam menerapkan isolasi Mandiri bagi pasien positif Covid-19 dengan gejala ringan tersebut pihaknya sudah bersinergi dengan puskesmas dan Dinkes untuk menentukan apakah pasien OTG ini bisa jalani isolasi Mandiri atau tidak.
“Ada beberapa tools yang kami buat sama-sama, scoring untuk melihat kesiapan pasien, keluarga dan lingkungannya,” ungkapnya.
Dikatakan, jika pasien dalam kondisi ringan atau tanpa gejala, dukungan obat-obatan tidak banyak. Yang penting selama di rumah harus mengikuti protokol kesehatan, karena jangan sampai menjadi penyebar baik di dalam rumah maupun di lingkugan sekitarnya.
Teman-teman di lapangan puskesmas dan tim surveilance yang melakukan pengawasan. Tapi butuh dukungan lintas sektor, RT/RW untuk mengingatkan memberikan support dan lainnya.
Ada beberapa yang sudah sembuh 10-15 orang. Sekarang kami sedang merawat terakhir 11 pasien,” tambahnya.
[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row]