SENTANI, jayapurakab.go.id – Kegiatan Kemah Ukhuwah Wilayah Papua ke- II Sakoda tahun 2024 yang dilakukan Komunitas Pramuka Sekolah Islam Terpadu (SIT) Wilayah Papua berlangsung dari tanggal 10 – 13 November 2024. Pembukaan dilakukan di Lapangan Rugby Lanud Silas Papare Jayapura, Senin, 11/11/ 2024.
Pada upacara pembukaan perwakilan dari Kwarda Papua, Idris Khan sebagai pembina upacara, dan dihadiri Kapolres Jayapura AKBP Umar Nasatekay, Danyon 751/VJS Mayor Inf Irwan Harliantoro, Danlanud Silas Papare, dan Kepala DLH Kabupaten Jayapura Abdul Rahman Basri.
Idris Khan mengungkapkan Komunitas Pramuka Sekolah Islam Terpadu (SIT) Wilayah Papua yang mengikuti perkemahan dalam keadaan sehat Sampai selesai. Mampu meningkatkan legalitas dan kemampuan, sehingga menjadi pembina Pramuka yang mempuni.
“Tetap aktif dan tidak melupakan kode-kode kehormatan seperti tata cara berpakaian, berkata dan bertindak dalam Pramuka,” ucapnya.
Sementara itu Ketua PIN Sakoda Papua, Teguh Riyanto, S.Pd., menyampaikan KemWil II Sakoda Papua Tahun 2024, diikuti 73 regu atau 744 orang peserta, 95 Sangga Kerja dan 50 panitia, selama kegiatan peserta diberikan materi dalam mengangkat budaya lokal dan kearifan lokal mulai dari menokok sagu, merajut noken dilaksanakan ada di Kampung Sereh, ada juga kegiatan ketangkasan outbond di LANUD Silas Papare dan lainnya.
“Untuk sekolah yang terlibat ada dari SMP IT insan mandiri Nabire, SD IT/SMP IT Permata Papua Timika, SD PH, SMP IT Assalam Kota Jayapura, SD IT/ SMP IT Qurrota Ayun, SD IT Luqman Haq, SMP IT Ibnu Bina Merauke, SD IT/SMP IT Cendekia Kabupaten Jayapura,” tuturnya.
Adapun tujuan KemWil II Sakoda Papua Tahun 2024 untuk mempererat persatuan dan kebersamaan antara Pramuka Penggalang di seluruh wilayah Papua. Mengenalkan nilai-nilai kebangsaan dan mengenalkan kearifan lokal yang terintegrasi dalam pendidikan kepramukaan, semangat dan motivasi kepada para peserta kemah dalam rangka membangun generasi muda Papua yang disiplin, bertanggung jawab, serta berjiwa patriot.
“Melalui kegiatan ini SIT ingin kearifan budaya lokal tetap dijaga dan dilestarikan dengan baik, sehingga semua peserta didiknya tetap diajarkan bagaimana mempertahankan dan melestarikan kebudayaan kearifan lokal di Papua, walaupun di tengah perkembangan teknologi modernisasi zaman,” jelas Teguh Riyanto.
Pada kemah ini akan dikenalkan cara menokok sagu dan manfaat sagu. Lalu mengetahui bagaimana proses pembuatan/pengolahan sagu supaya bisa diolah menjadi kuliner, merajut noken untuk membuat tas dan kerajinan lainnya.
“Saat melihat secara langsung mereka akan paham tidak mudah dalam menganyam harus butuh kesabaran, keahlian. Oleh karena itu, dengan kemah ini mereka sekarang sudah tahu mengapa harga noken mahal, karena proses dalam pembuatannya juga butuh kerja keras dan kesabaran,” ungkapnya.
Lalu untuk kegiatan outbond diberikan untuk melatih mereka tetap kuat, semangat dan tidak pantang menyerah dan memiliki jiwa kesatria, berani serta tidak lemah.
“Jadi kami tidak mau anak SIT lemah dari segi mental, seperti dari Al Qur’an, sehingga mereka bisa harus jadi teladan, contoh kebaikan di sekitar kita,” pungkasnya.
“Kegiatan KemWil dilakukan empat tahun sekali dan pertama dilaksanakan pada tahun 2016 di Rindam Sentani. Tetapi karena ada pandemi COVID -19 dan Pileg, maka baru bisa dilaksanakan Bulan November 2024,” tambahnya.
Admin/Editor: Rilva
Penulis: Imel