Sentani, Jpr – Dengan membuka Sekolah Alam juga membuka wasasan orang Papua. Hal tersebut dikatakan Pengelola Taman Wisata Burung Cenderawasih, Alex Waisamon, di Kampung Rhepang Muaif, Distrik Nimbokrang pada hari, Jumat tanggal 09 Juni 2017.
Pengelola Taman Wisata Burung Cenderawasih, Alex Waisamon, mengatakan, membuka Sekolah Alam ini masih dalam proses penyelesaian. Hutan juga perlu diperhatikan sehingga tidak boleh ada yang pasang jerat, tidak pasang jarring burung, tidak boleh buang obat didalannya dan tidak boleh ada orang potong kayu, sehingga 19.000 hektar yang ada di dalam spotnya yang sudah jadi dengan berbagai macam Cenderawasih indemik juga ada banyak burung langka yang perlu dilindungi.
“Sekolah ini akan berdiri, untuk mengajari siswa bahwa mereka harus tahu semua jenis Cenderawasih di Papua yang berjumlah 45 Jenis. Siswa yang tidak memakasi batasan usia, kita akan mengkonsepkan proses pembelajaranya 1 Jam di dalam ruang kelas selebihnya di luar, yaitu di spot Burung Cenderawasih berada dimana akan kita sesuaikan dengan waktu dimana Burung Cenderawasih akan muncul. Kemudian untu pengajaran ini tidak ada gaji jadi bagi yang terpanggil saja. Untuk menjaga kelestarian bahasa daerah maka proses belajarnya akan menggunakan 2 kurikulum yaitu bahasa daerah (Genyem) dan bahasa Inggris untuk semua warga kampung dan warga luar, karena sekolah ini adalah sekolah non-formal,” tutupnya.