[vc_row][vc_column][vc_single_image image=”18492″ img_size=”large” add_caption=”yes”][/vc_column][/vc_row][vc_row][vc_column][vc_column_text]
SENTANI, jayapurakab.go.id – Sebanyak 258 pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dilibatkan dalam penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua. Dari total UMKM sebanyak itu, ada 100 UMKM yang bergerak di sektor kuliner, souvenir dan handicraft mendapatkan fasilitas untuk mempromosikan produknya di seputaran venue kegiatan olah raga nasional.
Ketua Sub Koordinator Bidang Sosial Ekonomi Bidang IV Sub PB PON Kabupaten Jayapura, Yos Levia Yoku, mengatakan dari total 258 pelaku UMKM, sebanyak 100 UMKM mendapatkan pembinaan dari pemkab untuk bisa mempromosikan produknya di venue kegiatan PON XX Jayapura.
“Sebelumnya, mereka (pelaku UMKM) mendapatkan pelatihan terlebih dahulu. Selain itu, mereka juga memperoleh modal usaha Rp5 juta per UMKM,” ujarnya Jumat (10/8/2021).
Yos berbicara dalam konferensi pers ‘Perkembangan UMKM dan Ekonomi Kreatif di Kabupaten Jayapura’ di Media Center Kominfo PON Papua Klaster Kabupaten Jayapura.
Hadir sebagai narasumber lainnya Abraham Krey, Kadiv Bisnis UMK dan Konsumer Bank Papua, Andrew Bahabol, Ketua DPD Asosiasi Kopi Indonesia (ASKI) Papua, dan Sylvia Dewi Maharani, coach barista ASKI.
Yos menambahkan, Pemkab Jayapura terus mendorong sektor UMKM Papua untuk bangkit dan naik kelas. Dalam rangka itu, Pemkab Jayapura juga menggandeng sektor perbankan sehingga pelaku sektor itu memperoleh akses pembiayaan selain melek terhadap sistem pembayaran secara digital.
“Dengan adanya wabah pandemi, kami berusaha untuk mengeliminir sistem pembayaran secara tunai. Kami mendorong sistem pembayaran secara non-tunai. Tujuannya agar mereka juga melek terhadap perkembangan digital,” ujarnya.
Kendati PON telah usai, Yos menjelaskan, pihaknya terus melakukan promosi dan pemasaran melalui katalog. Harapannya setelah PON berakhir semua akan tetap berlanjut. Program tersebut difasilitasi oleh bidang sosial ekonomi PB PON. Ada juga kerja sama dengan Telkomsel untuk memasarkan produk khas seperti coklat.
“Kami juga membangun etalase di hotel dan bandara yang berisi hasil kerajinan khas Papua. Diharapkan PON usai akan tetapi ekonomi tetap berlanjut,” urai Yos.
Pada kesempatan yang sama, Abraham Krey mengemukakan Bank Papua mendukung suksesnya penyelenggaraan PON XX Papua. Sebenarnya, lanjutnya, bank milik Pemprov Papua sudah lama memberikan perhatian terhadap sektor UMKM.
“Kami memiliki program bernama kredit Papeda (Percepatan Akses Keluarga Daerah). Alokasi dana untuk kredit itu sebesar Rp5 miliar. Setiap pelaku UMKM bisa memperoleh kredit itu tanpa bunga Rp10 juta. Nah, bunga kredit untuk UMKM itu ditanggung oleh Pemprov Papua Rp250 juta berupa subsidi bunga dengan jangka waktu selama 1-2 tahun,” tuturnya.
Pada tahun depan, direncanakan Bank Papua akan menambahkan plafon kredit Papeda menjadi Rp10 miliar dan pada 2023 dinaikkan lagi menjadi Rp15 miliar.
Kopi Milenial
Salah satu komoditas kuliner yang memiliki proses cerah di Tanah Papua adalah kopi. Apalagi kebanyakan para pegiat kopi di Papua adalah UMKM.
Oleh karena itu, menurut Andrew Bahabol, Ketua DPD Asosiasi Kopi Indonesia (ASKI) Papua, selama kegiatan PON mereka terus melakukan pembinaan soal penyajian kopi kepada kalangan milenial.
Ia menambahkan dalam enam bulan terakhir, ASKI fokus pada pemberdayaan generasi milenial melalui pelatihan cara penyajian kopi maupun mengenalkan sisi bisnisnya. Dengan kegiatan ini diharapkan kaum milenial ini terhindar dari perilaku negatif.
“Tujuan menyasar anak milenial di sini karena hanya anak milenial yang siap bersaing. Bagaimana cara kita meningkatkan kualitas kopi Papua. Sementara dari data nasional produktivasnya masih rendah meskipun harga mahal,” jelas Andrew.
Di samping memberikan pelatihan barista kopi kepada 30 anak muda di bawah 23 tahun, mereka juga terus mempromosikan produk kopi Papua seperti dalam ajang Gebyar PON Papua di Pantai Kalkote, Sentani Timur.
Pelatihan barista ini bukan sekadar teknis penyajian kopi yang baik, namun sekaligus membentuk karakter, perilaku, dan penampilan anak muda Papua yang baik.
“Image Papua yang belum maju ingin dipatahkan dengan kebangkitan milenial ini. Rambut boleh melingkar, tapi harus bersih wangi, totalitas, menghargai waktu, komunikasi baik maka orang akan menyaksikan bahwa Papua sudah maju,” jelas Andrew yang juga merupakan seorang barista.
Lembaga ASKI dalam hal ini juga menjalin kerja sama dengan para petani kopi di wilayah pesisir maupun pegunungan. Kopi di pesisir Papua terkenal dengan jenis Robusta. Adapun di wilayah pegunungan jenis kopi Arabica. Kerja sama tersebut diharapkan mampu meningkatkan kualitas dan produktivitas kopi Papua.
Ke depan, pihaknya akan mendorong terbentuknya lumbung kopi Papua. Targetnya agar Papua bisa menjadi lumbung kopi nasional pada 2026.
Jabar dan Jatim Bersaing Ketat
Berdasarkan klasemen perolehan medali PON XX Papua 2021 khususnya Klaster Kabupaten Jayapura, hingga Jumat (8/10/2021) pukul 09.00 WIT masih dikuasai oleh Kontingen Jawa Barat. Total sampai saat ini Jawa Barat sudah mengumpulkan 169 medali.
Sejauh ini Jawa Barat masih memimpin dengan meraih 55 medali emas, 55 perak, dan 59 perunggu. Namun begitu, posisi Jawa Barat ditempel ketat oleh Jawa Timur.
Kini, kontingen Jawa Timur sudah mengemas 55 medali emas. Hanya saja, perolehan medali perak dan peringgu mereka lebih sedikit ketimbang Jawa Barat. Kontingen Jawa Timur mengoleksi 42 perak dan 40 perunggu.
Sementara itu, di posisi berikutnya DKI Jakarta dan Papua. Provinsi DKI Jakarta menduduki posisi ketiga dengan raihan 54 medali emas, 44 perak, 56 perunggu.
Tuan rumah Papua menempati urutan keempat dengan mengkoleksi 52 medali emas, 25 perak, dan 46 perunggu. (Fir/Wis)
Sumber: infopublik.id
[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row]