Sentani Jpr, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Club Pecinta Alam (CPA) Hirosi mengklaim trend batu akik yang melanda kota Jayapura dan sekitarnya akhir-akhir ini, mengakibatkan kerusakan lingkungan di kawasan cagar alam cycloop.
LSM club pencinta alam Hirosi, Marshal Suebu mengatakan, berani bertaruh, kerusakan lingkungan akibar penggalian batu di cyoloop mencapai 70 persen.
“Kerusakan lingkungan akibat trend batu akik mencapai 70 persen, khususnya di wilayah selatan kawasan cagar alam Cycloop ini mulai terjadi sejak 2015 lalu dimana masyarakat semakin gemar mengenangkan batu akik, Sehingga pada akhirnya banyak terjadi penggalian batu-batu di sembarang spot,”ujarnya.
“Sebenarnya perambahan kawasan cagar alam Cycloop ini dapat dilaporkan kepada pihak yang berwajib dan dikenal pasal pidana, pada tahun 2016 ini, trend batu akik dapat segera menurun sehingga kerusakan pada kawasan cagar alam Cycloop bisa mulai berkurang secara berangsur –angsur,”harapnya.
“Untungnya di bagian utara kawasan cagar alam Cycloop misalnya kampung Ormu Kecil yang sempat dikunjungi Duta Besar Amerika Serikat Robert Blake belum sempat digali untuk mendapatkan batu akik. Kita harap kerusakan ini tidak menyebar kebagian utara ini dan lainnya,”ujarnya.
Disinggung mengenai dampak terhadap penggalian, batu merupakan salah satu objek dan bagian dari truktur tanah yang berfungsi memfilterisasi air tanah. Sehingga jika diambil dan digali, maka dapat berpotensi menimbulkan kerusakan lingkungan yang berpotensi menimbulkan kerusakan lingkungan yang berpotensi pula menimbulkan bencana alam.
LSM club pencinta alam Hirosi, Marshal Suebu mengatakan, padahal di dalam undang-undang sudah melarang pengambilan segala sesuatu di kawasan cagar alam. Bahkan pelakunya bisa dipidana, termasuk penggalian batu untuk dijadikan akik. Karena itu kita berharap penggalian tidak lagi terjadi sehingga kerusakan hutan akan bisa kita hindari.
[envira-gallery id="2949"]