SENTANI, jayapurakab.go.id – Masuknya Virus African Swine Fever (ASF) di Kabupaten Jayapura, Penjabat (Pj) Bupati Jayapura, Triwarno Purnomo, S.STP., M.Si mengimbau kepada para peternak babi untuk waspada penyakit African Swine Fever (ASF) dengan melakukan berbagai langkah antisipasi salah satunya menerapkan protokol kesehatan ternak, hal itu disampaikan Pj Bupati saat ditanya wartawan di Lapangan Apel Kantor Bupati Jayapura, Sabtu, 01/06/2024.
“Jadi peternak babi mengikuti petunjuk-petunjuk protokol kesehatan dari petugas yang ada di lapangan yang menangani penyakit ASF,” katanya.
Pj Triwarno menjelaskan ada dua kampung di Distrik Sentani Timur, yaitu Kampung Ayapo dan Nolokla.
“Saya sudah koordinasi dengan kepala dinas terkait, obatnya itu sudah ada. Tetapi, ini obat yang akan kami berikan kepada hewan ternak babi yang belum terinfeksi oleh penyakit demam babi ASF,” jelasnya.
Sebelum terinfeksi penyakit ASF, maka melalui dinas terkait kita sudah harus berikan obat terlebih dahulu agar hewan ternak babi itu tidak terkena virus ASF.
Pj Triwarno menegaskan agar masyarakat khususnya peternak babi untuk meningkatkan kebersihan dan juga sanitasi kandang, serta melakukan disinfeksi rutin.
Sebab kekebalan ternak babi juga perlu ditingkatkan dengan cara pemberian pakan yang baik dan vitamin, serta tidak memberikan makanan hasil limbah olahan babi ke ternak.
Ia juga imbau kepada masyarakat tidak memotong dan sekaligus mengedarkan ternak babi yang sudah mati.
“Babi yang sudah mati itu harus langsung dikubur atau dibakar untuk mencegah penyebarannya,” tegasnya.
Penyakit ASF memiliki tanda klinis seperti demam tinggi, depresi, tidak mau makan, kemerahan pada telinga, perut dan kaki, serta keguguran pada induk yang bunting dan juga kematian dalam waktu 6 hingga 13 hari.
Meski penyakit ini tidak menular ke manusia, namun Ia mengingatkan agar masyarakat untuk pentingnya menghindari konsumsi daging babi dari wilayah yang sudah tertular virus ASF.