Sentani, Jpr – Peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) Tahun 2018, tingkat Kabupaten Jayapura, yang berlangsung pada Rabu, 02 Mei 2018, di Lapangan Upacara Kantor Bupati, Gunung Merah, Sentani.
Bupati Jayapura, Mathius Awoitauw, SE, M.Si menyampaikan bahwa berkembangnya usia pendidikan dengan antisipasi fasilitas dan tenaga guru di Jayapura belum seimbang karena percepatan ini luar biasa.
“Mobilisasi manusia, masyarakat di Jayapura, apalagi Jayapura sebagai pintu masuk transit dan banyak orang juga berkembang,” katanya.
“Data dari Rey Lestet, bahwa kemajuan perumahan di Kabupaten Jayapura ini adalah yang tertinggi di Provinsi Papua,” ujarnya.
“Kabupaten Jayapura dalam lima atau empat tahun yang lalu, SD saja kita kekurangan hampir enam ratus guru kemudian ada SMP, SMA juga sedikit. Karna itu kita coba melakukan rekrut secara kontrak, kerjasama dengan lembaga lain, dalam hal ini Yayasan Indonesia Cerdas dan Yayasan Lentera dibawah Universitas Pelita harapan,” terangnya.
“Kita kerjasama untuk bagaimana mendatangkan guru-guru, dalam tiga tahun terakhir atau dua tahun terakhir ini itu kita sudah merekrut hampir 330 guru baik melalui kerjasama Indonesia cerdas maupun Pelita harapan atau Yayasan Lentera dan itu kita sudah distribusi oleh kampung-kampung semua,” tambahnya.
“Tahun depan kita akan menambah lagi, oleh karena itu kedepan penyediaan guru yang berkualitas terus kita akan lakukan, karena apapun standar pelayanan minimum untuk meningkatkan intensitas pembangunan manusia itu adalah pendidikan dasar, kesehatan dasar, dan ekonomi kerakyatan,” ucanya.
“Kita harus melibatkan banyak pihak, dinas pendidikan atau kementerian pendidikan juga harus mengubah diri untuk inovasi-inovasi baru untuk percepatan, dan partisipasi masyarakat yang benar-benar nyata, RPJMD yang baru sudah menegaskan bahwa pelayanan masyarakat akan di pusatkan di distrik,” katanya.
Berkaitan dengan keberadaan guru kontrak terhadap kualitas pendidikan, Bupati Jayapura, Mathius Awoitauw, mengatakan bahwa Keberhasilannya sangat siknifikan, banyak anak-anak di SD kelas empat itu rata-rata sudah bisa membaca dan menulis dimana guru-guru kontrak ini berada.
“Karena itu kita perpanjang dan kita tambah lagi, dan saya yakin ini akan terselesaikan dalam satu hingga dua tahun kedepan,” tutupnya.