Sentani, Jpr – Dalam rangka peringatan Hari Air Sedunia yang akan berlangsung pada 22 Maret 2018 mendatang, Pemerintah Kabupaten Jayapura melalui Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Jayapura, bekerja sama dengan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Jayapura menyelenggarakan Seminar Nasional Hari Air Sedunia 2018, dengan tema “tema “Selamatkan Cycloop, Lestari Danau Sentani”, yang berlangsung pada Senin, 12 Maret 2018, di Hotel Grand Allison, Sentani.
Bupati Jayapura, Mathius Awoitauw dalam sambutannya mengharapkan seminar yang dilaksanakan ini dapat menghasilkan sebuah regulasi untuk menyelamatkan cycloop dan danau Sentani.
“Ini ada ahli air Indonesia dan LIPI yang pernah melakukan studi dengan air danau, jadi kita harapkan mereka bisa merumuskan sebuah regulasi untuk penyelamatan Danau Sentani. Penyelamatan danau sentani dan cycloop adalah tanggung jawab seluruh pihak, sehingga harus bersama bergerak menyelamatkannya,” katanya.
“Mata air untuk PDAM memang berkurang, namun air Danau Sentani tidak akan berkurang sehingga kedepan air danau ini akan digunakan, untuk itu melalui seminar ini maka para ahli air akan memaparkan apakah air danau ini layak digunakan atau tidak,” jelasnya.
“Sejauh ini sebagian danau sentani telah tercemar, sehingga diperlukan penanganan serius untuk upaya penyelamatan,” ujarnya.
“Memang ada pencemaran, tapi tidak semua dan ini menunjukkan tanda-tanda. Untuk itu harus ada langkah kongkrit penyelamatan, dengan tidak membuang sampah sembarangan, dan perlu ada kesadaran untuk menjaga danau sentani sebagai kebutuhan bersama,” tambahnya.
Kepala Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Jayapura, Abdul Petonengan mengatakan, seminar yang dilakukan adalah bentuk kepedulian terhadap ketersediaan air yang semakin kritis, sehingga menjadi peringatan bagi masyarakat untuk ikut menjaga Cycloop dan Danau Sentani.
“Kedepan Danau Sentani ini akan digunakan sebagai sumber air bersih untuk melayani masyarakat di kota dan Kabupaten Jayapura, karena kita tahu bahwa dari 27 titik mata air yang ada di Cycloop ada lima (5) mata air yang sudah tidak berfungsi dan tinggal 22 mata air saja, dan kedepan sudah pasti tidak digunakan, sehingga sudah harus beralih ke Danau Sentani,” jelasnya.
“Jika Danau Sentani akan digunakan sebagai sumber air bersih, maka menjadi tanggung jawab bersama untuk menjaga baik kuantitas dan kualitasnya,” tuturnya.
“Melalui seminar ini diharapkan kita dapatkan solusi bagaimana menjadi suatu pembelajaran bagi masyarakat untuk bersama-sama menjaga danau agar tetap lestari dan bisa digunakan bukan saja sebagai sumber air minum, tapi juga sebagai sumber mata pencaharian,” tutupnya