Sentani, Jpr – Apel pagi Aparatur Sipil Negara (ASN) di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Jayapura, Senin, 08 Oktober 2018 berlangsung dengan hikmat, di Lapangan Upacara, Kantor Bupati Gunung Merah Sentani dan dIpimpin langsung oleh Bupati Jayapura, Mathius Awoitauw, SE, M.Si.
Dalam Apel Pagi yang berlangsung, Bupati Jayapura, Mathius Awoitauw, mengajak seluruh ASN untuk mensyukuri berkat dan rahmat Tuhan bagi seluruh ASN karen beserta keluarga masing-masing.
“Pertama-tama kita bersyukur kepada Tuhan bahwa kita terus bekerja, terus melayani masyarakat sampai hari ini dalam keadaan yang sehat walafiat, keluarga-keluarga kita juga terus di pelihara oleh Tuhan karena itu kita bersyukur,” ucapnya.
“Kaitannya dengan informasi yang lagi ramai sekarang terkait dengan CPNS, bahwa kemarin dalam pertemuan para Bupati dengan Presiden bersama Gubernur, sudah sepakati bahwa CPNS untuk Papua itu secara offline. Ini kebijakan khusus untuk Papua,” ungkapnya.
“Karena itu kita akan menunggu keputusan secara teknis dari Pemerintah Provinsi Papua dalam waktu dekat, akan menyampaikan seperti apa nanti pelaksanaannya,” katanya.
“Memang kita di Kabupaten Jayapura banyak sekali anak-anak kita yang menganggur, karena tidak tersedianya lapangan pekerjaan. Karena di Pemda sudah maksimal, ditempat-tempat lain juga terbatas (swasta), sehingga kita tidak mempunyai industry atau apapun yang bisa menyerap tenaga kerja yang banyak,” ujarnya.
“Karena itu baik anak-anak kita yang sekolah sendiri, maupun yang dibiayai oleh Pemda dalam program P5 ini juga sedang menunggu pekerjaan – pekerjaan sebagai pegawai negeri, sementara keterbatasan pegawai negeri juga sangat terasa. Karena itu kita juga prioritaskan kepada mereka, sambil kita juga melihat K2 yang dibawah 35 Tahun dan semua harus melalui tes yang dilakukan secara offline,” katanya.
Bupati Jayapura, Mathius Awoitauw, SE, M.Si juga mengatakan Formasi secara terinci, itu adalah apa yang kita ajukan dari sini, sehingga formasi yang turun juga sesuai dengan formasinya.
“Di SD mana, guru berapa, itu sudah terinci, tinggal orangnya siapa, itu yang lakukan tes secara offline. Formasinya sudah terinci, semua usulan dari kita dan semua sarjana,” jelasnya.
“85 sampai 90 persen itu guru dan tenaga medis. Sisanya yang lainnya. Itu adalah kebijakan secara nasional seperti itu. Kita coba lakukan itu. Tenaga teknis lain, itu juga kita lihat, bahwa kita butuh orang, mungkin bukan dari sini, tapi mungkin juga dari luar, kalau kebutuhan itu kita butuh disini, sementara yang tersedia tenaga dari latar belakang tersebut tidak ada. Jadi ini juga ada ruang untuk kita akomodir, tinggal tunggu kebijakan dan pemerintah provinsi nanti kita akan kondisikan dengan situasi kita disini,” tutupnya.