Menyambut Hut Kemerdekaan RI Ke-78, Pemkab Jayapura Lakukan Wisata Pulang Kampung

Berita Daerah Pariwisata

Penjabat (Pj) Bupati Jayapura, Triwarno Purnomo., Sekda Kabupaten, Hana Hikoyabi., didampingi sejumlah pimpinan perangkat daerah dan foto bersama di Tugu Yawa Datum. Sabtu (29/7/2023)

SENTANI, jayapurakab.go.id – Dalam Menyambut Hari Kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus 2023, ke 78 tahun, serta Pengembangan Wisata yang belum dikelola dengan baik oleh masyarakat se-tempat. Pemerintah Kabupaten Jayapura melakukan tour wisata dengan thema ”Wisata Pulang Kampung” di beberapa Distrik dan Kampung, Sabtu (29/07/2023).

Ada beberapa tempat yang menjadi kunjungan Pemkab dalam wisata pulang kampung, seperti Kampung Repang Muaif Distrik Nimbokrang (Mengunjungi Isyo Hils atau tempat pengamatan Burung Cenderawasih, tempat permandian rumah tiga di Kampung Berap), Distrik Nimboran (Mengunjungi sejumlah tuguh bersejarah peringatan), Distrik Demta (Pantai seribu pohon cemara), hal tersebut disampaikan Penjabat Bupati Jayapura Triwarno Purnomo saat diwawanaca, usai melakukan wisata pulang kampung di Kampung Kamdera, Distrik Tarfia.

Perjalanan diawali dengan mengunjungi Isyo Hills atau tempat pengamatan Burung Cenderawasih di Kampung Repang Muaif Distrik Nimbokrang, Kabupaten Jayapura, mengunjungi sejumlah tugu peringatan di Distrik Nimboran, tempat permandian di Kampung Berap Distrik Nimbokrang serta pantai Seribu Cemara di Kampung Muaif Distrik Demta.

Pj Bupati Jayapura, Triwarno Purnomo mengatakan, kegiatan tour wisata itu sama sekali tidak mengharapkan kampung harus menyiapkan segala sesuatu untuk menyambut kedatangan pihaknya.

Kata PJ Triwarno, kegiatan pulang kampung, bertujuan untuk memastikan kesiapan seluruh perangkat pemerintahan di distrik dan kampung dalam memperingati Hari Kemerdekaan Negara Republik Indonesia yang ke -78 tahun, 17 Agustus 2023.

Dengan kunjungan yang kami lakukan di beberapa tempat, kami bisa melakukan evaluasi terkait sarana dan prasarana yang ada baik distrik maupun kampung. Tak hanya itu, kami juga visa melihat kesiapan yang sudah dilakukan Kepala Distrik, Kapolsek, maupun Danramil setempat menyangkut persiapan-persiapan dalam rangka mempersiapkan upacara 17 Agustus 2023, ke 78 tahun, serta lomba-lomba di kampung.

“Kita bisa melihat secara langsung serta melakukan evaluasi dan menyusun rencana dalam peningkatan sarana serta prasarana yang dibutuhkan,” ujarnya.

Purnomo nilai, Isyo Hils atau tempat pengamatan Burung Cenderawasih milik Aleks Waisimon, masih alami, dan harus dilestarikan. Para Wisatawan lokal  hingga mancanegara  datang ke Isyo Hills hanya untuk melihat atraksi Burung Cenderawasih yang menari-nari di ranting pohon, yang sangat indah, meski menempuh perjalanan sekitar 2 jam untuk melihat atraksi burung Cenderawasih dari dekat.

Lanjut melakukan pulang kampung, ke Distrik Nimboran, ada beberapa monumen peninggalan sejarah yang bisa menginspirasi kita tentang peristiwa di masa lalu, yang harus kita lestarikan dan jaga, sehingga generasi ke depan masih tahu bahwa itu merupakan monumen sejarah yang ada di Genyem. Lalu di Genyem juga ada tugu yang didikan untuk memperingati gugurnya sekitar 7220 pasukan Jepang pada masa perang dunia kedua 1943-1944, Serta ada beberapa peninggalan sejarah, baik itu peralatan, yang digunakan pasukan Jepang, maupun bangkai-bangkai yang dulunya tersimpan.

“Ini seharusnya Tugu peringatan injil masuk di Lembah Grimenawa pada 1925, Tugu Koperasi Yawa Datum yang sangat berjaya hingga ke wilayah pasifik pada 1949. Lalu, ada Tugu Jepang yang dibangun untuk memperingati gugurnya 7200 prajurit Jepang pada masa perang dunia II 1943 yang bisa menjadi daya tarik tersendiri, bahkan dari laporan masyarakat ada kunjungan warga dari Jepang, sehingga monumen yang berada di Kabupaten Jayapura bisa melestarikan bahkan menapilkan data yang inovatif,” katanya.

Usai mengunjungi pengamatan burung Cendrawasih, tugu bersejarah ada tempat wisata alam, seperti kali biru rumah tiga (rumtig) yang memiliki potensi sangat luar biasa ketika dikelola dengan baik. Masyarakat selama ini dikelola secara swadaya oleh masyarakat sebagai pemilik hak ulayat. PJ Bupati Triwarno menyampaikan ketika dikunjungi oleh para pengunjung memang tidak teratur dan tertata dengan baik. Dari informasi yang di terima, kadang pungutan atau retribusi yang dipungut dari para pengunjung sangat tinggi.

Hal-hal seperti ini yang perlu dibenahi ke depan agar tempat wisata alam seperti sungai dan pantai ini bisa memberikan dampak positif, serta mampu meningkatkan perekonomian masyarakat setempat.

“Wisata pulang Kampung ini yang kita lakukan ini, bukan sekedar jalan-jalan tetapi benar-benar bermanfaat untuk pembangunan dalam rangka kesejahteraan masyarakat Kabupaten Jayapura. Ia juga minta kepada masyarakat untuk terbuka dan tidak menghambat pembangunan sarana dan prasarana dalam rangka promosi objek wisata, untuk menerima pembangunan dan melaksanakan semua secara bersama baik pemerintah maupun masyarakat kampung,” tutupnya.

Tinggalkan Balasan