Danau Sentani Menjadi Tempat Sampah Pasca Banjir Bandang

Berita Daerah Kependudukan Kesehatan Lingkungan Hidup Pemerintahan dan Aparatur Penanggulangan Bencana Perhubungan Perumahan dan Permukiman

Sentani, Jpr – Bupati Jayapura, Mathius Awoitauw, SE., M.Si disela-sela kunjungannya bersama Tim untuk melihat titik-titik pengungsian di Danau Sentani, Rabu, 20 Maret 2019, mengatakan bahwa peristiwa banjir bandang ini menjadi kejadian yang luar biasa, dimana danau ini meluap luar biasa.

“Bukan itu saja, danau ini menjadi tempat sampah, mayat berserakan dari kota, kemudian pohon-pohon. Semua hal yang selama ini tidka ada, dibawah semua ke danau,” terangnya.

“ Air danau ini sudah tidka bisa di konsumsi oleh masyarakat dan mereka membutuhkan  air bersih yang  cepat,” ujarnya.

“Ada 2.700 lebih kepala keluarga, ini semua mengungsi ke gereja di semua kampung. Karena di danau ini bisa tempat yang terbaik itu selalu diberikan untuk gereja,” katanya.

“Tempat yang baik, tempat yang tenang, tempat yang tertinggi itu penghormatan kepada rumah ibadah/gereja. Karena itu, filsafat ini menolong,” tuturnya.

“Pada saat ini tempat ini menolong, bisa menyelamatkan, bisa menghidupakn. Nah, sekarang ini semua ada di gereja,” tambahnya.

“Peristiwa ini tidak pernah terjadi dalam sejarah hidup orang Sentani di danau. Ini luar biasa, naik sampai 2 meter. Menurut BMKG, hujan akan turun terus dalam beberapa waktu itu,” ungkapnya.

Bupati Jayapura juga menerangkan bahwa dirinya dan Tim hari ini keliling di semua tempat untuk memastikan bahwa dukungan logistik telah sampai di pengungsian.

“Apalagi kesulitannya kita harus cepat anitisipasi. Distribusi masih kurang dan harus komunikasi dengan Tim yang bekerja, baik dari Provinsi, Pusat dan Kabupaten. Ini yang bergerak harus solid,” katanya.

“Karena dampak ini lebih dari 11.000 KK, bahkan mencapai 15.000 KK, sehingga penanganannya harus lebih besar dengan berbagai pihak,” pintahnya.

“Kita turun ke lapangan, kita lihat sendiri dan kita koordinasi supaya dipercepat,” terang Bupati.

“Kebutuhan utama saat ini adalah tenda, air bersih, listrik dan bama. Selimut, kebutuhan bayi, dan lain-lain. Ini harus diperhatikan secara cermat,” ucapnya.

“Ruang bermain anak harus diperhatikan. Anak-anak tidak boleh terbebani dengan hal ini dan hak mereka harus tetap jalan,” tutupnya.

Tinggalkan Balasan