38 Kelompok Suling Tambur Terima Dana Hibah Rp 400 Juta

Berita Budaya Daerah

Sentani – JPR Puluhan Kelompok Kesenian suling tambur se-Kabupaten Jayapura pada hari Rabu tanggal 20 Januari dikumpulkan di Aula Lantai II Kantor Bupati Jayapura, Gunung merah, Sentani, Kbupaten Jayapura.Kehadiran mereka untuk menerima bantuan dana hibah tahun 2016 oleh Pemerintah Kabupaten Jayapura yang di berikan langsung oleh Bupati Kabupaten Jayapura, Mathius Awoitauw, SE, M.Si, dan didampingi Kepala Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPKAD) Kabupaten Jayapura, Denny Simbar, SE. Jumlah anggaran yang diberikan kepada seluruh kelompok suling tambur ini kurang lebih sekitar 400 juta. Bantuan ini diberikan langsung dalam bentuk uang kepada seluruh kelompok suling tambur yang berjumlah sekitar 38 kelompok se-Kabupaten Jayapura. Bantuan dari pemerintah ini jumlahnya untuk tiap-tiap kelompok suling tambur berkisar 10 Juta.

Bupati Kabupaten Jayapura Mathius Awoitauw, SE, M.Si, mengatakan bahwa penyerahan dana hibah bantuan kepada pelaku kesenian, khususnya kelompok suling tambur ini merupakan komitmen Pemerintah Kabupaten Jayapura yang terus menerus terhadap kelompoksuling tambur tersebut.

“Harapan saya dengan diberikannya bantuan ini kualitas seni atau suling tambur di Kabupaten Jayapura bisa ditingkatkan, sehingga selain bisa tampil dan juga mengisi di pentas seni-seni budaya tapi juga bisa melestarikan kesenian suling tambur tersebut,”ujarnyas.“Menurutnya, bahwa kelompok-kelompok seni atau suling tambur ini sudah bertahun-tahun melestarikan dan juga mengembangkan kesenian suling tambur maupun kesenian tari-tarian di kampung masing-masing.

Kami berfikir ini perlu untuk dikembangkan, karena ini menjadi aset daerah di masing-masing kampung. Dimana beberapa waktu lalu juga sudah diserahkan bagi kelompok-kelompok suling tambur di kampung-kampung yang ada di Lembah Grime, kali ini disekitar Sentani dan nanti pada tanggal 28 Januari kami akan serahkan dana hibah lagi untuk kelompok kesenian dan suling tambur yang ada di wilayah pesisir,”tuturnya.

“Kalau bicara soal kebangkitan masyarakat adat maka kesemuannya juga harus didorong untuk dapat berkembang terus. Harapan lain pengembangan seni ke depan tidak tersentral di kampung-kampung saja, tetapi bisa berkembang keseluruh wilayah di Kabupaten Jayapura. Khususnya di tingkat distrik dan pengembangannya juga harus tersentral di wilayah perkotaan. Sehingga masyarakat bisa terus menikmati kesenian local. Kenapa saya peduli dengan kesenian karena menurut saya bahwa kekuatan kebudayaan local dan juga kebangkitan masyarakat adat dapat menjadi penguat pariwisata di Kabupaten Jayapura,”pintahnya.

Sentani, Jumat, 22 Januari 2016.

Tinggalkan Balasan